Bahlil Lahadalia Dampingi Prabowo ke Rusia, Kawal Ketahanan Energi Nasional

Dari Singapura hingga Moskow, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memainkan peran strategis dalam dua poros energi: energi hijau dan minyak mentah

Menteri195 Views
kredit foto: Humas Kementrian ESDM

Moskow, rakyat menilai– Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dijadwalkan mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam kunjungan kenegaraan ke Rusia. Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama pengadaan minyak mentah dengan harga yang lebih kompetitif, sebagai bagian dari strategi penguatan ketahanan energi nasional melalui skema antarnegara (government to government).

Informasi yang diterima redaksi menyebutkan, lawatan ke Moskow tersebut dirancang untuk menjajaki peluang pembelian minyak langsung dari negara produsen besar seperti Rusia, guna mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap pasar global yang volatil.

Sebelum ke Rusia, Bahlil lebih dulu mengikuti rangkaian kunjungan Presiden Prabowo ke Singapura, Senin, 16 Juni 2025. Dalam acara Renewable Energy Interconnectors Milestone Ceremony di Parliament House, Singapura, Bahlil turut menyaksikan penandatanganan tiga nota kesepahaman penting di bidang energi hijau antara pemerintah Indonesia dan Singapura.

Salah satu kesepakatan utama adalah pengembangan zona industri hijau terintegrasi di Kepulauan Riau, yang mencakup pembangunan pabrik panel surya dan kabel listrik. Bahlil menyebut, kawasan ini akan dibangun di Karimun dan Bintan, berdekatan langsung dengan Singapura, agar efisien dalam distribusi dan logistik.

“Total investasi di luar kawasan industri saja mencapai sekitar US$10 miliar. Yang terpenting, para calon investor juga sudah menyatakan komitmennya,” ujar Bahlil, dikutip dari siaran pers resmi Kementerian ESDM.

Proyek ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo agar kerja sama luar negeri harus membawa manfaat nyata di dalam negeri, termasuk mendorong hilirisasi industri energi terbarukan. Produksi solar panel, kabel, hingga penyimpanan energi akan dilakukan di Indonesia, menciptakan nilai tambah ekonomi serta peluang kerja baru.

Tidak hanya itu, kawasan industri ini juga akan menggunakan energi bersih dari perdagangan listrik lintas batas, serta dilengkapi teknologi carbon capture and storage (CCS) untuk mengendalikan emisi karbon dari industri padat energi.

Tiga MoU yang diteken mencakup:

  1. Interkoneksi dan perdagangan listrik energi baru dan terbarukan (EBT) lintas batas.
  2. Pembangunan kawasan industri hijau berbasis EBT di Kepulauan Riau.
  3. Kerja sama efisiensi dan konservasi energi.

Dua poros energi — minyak dari Rusia dan energi hijau dari Singapura — mencerminkan pendekatan dual track yang ditempuh pemerintah dalam masa transisi energi. Di satu sisi, penguatan pasokan energi fosil masih diperlukan untuk menjaga stabilitas jangka pendek. Di sisi lain, investasi masif di sektor energi hijau menjadi landasan jangka panjang menuju net zero emission 2060.

Dalam konteks ini, Bahlil Lahadalia tampil sebagai figur kunci dalam merancang keseimbangan antara kebutuhan energi saat ini dan visi energi berkelanjutan Indonesia. Ia tidak hanya bertindak sebagai regulator, tetapi juga negosiator strategis lintas kawasan yang memastikan setiap kerja sama internasional berdampak langsung bagi industri nasional.

sumber: berita satu