Di Hadapan Prabowo dan Putin, Meutya Hafid Teken Era Baru Digital Indonesia

MoU RI–Rusia Siapkan Revolusi Akses Internet Cepat, Aman, dan Terjangkau di Tanah Air

Menteri294 Views

St. Petersburg, Rusia — Sorotan dunia tertuju ke Istana Konstantinovsky saat Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Rusia Vladimir Putin berdiri berdampingan menyaksikan peristiwa penting: penandatanganan nota kesepahaman digital antara Indonesia dan Rusia. Dalam momen yang penuh simbolik itu, tampil seorang tokoh perempuan dari Partai Golkar, Meutya Hafid, yang menjadi ujung tombak diplomasi digital Indonesia.

Meutya, yang menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Digital RI, menandatangani Memorandum Saling Pengertian (MoU) dengan mitranya dari Federasi Rusia — sebuah langkah konkret menuju era transformasi digital yang lebih berdaulat, aman, dan inklusif.

“Indonesia dan Rusia sepakat membentuk Sub-Komite Khusus sebagai penggerak utama program digital bersama, termasuk pelatihan SDM, pertukaran teknologi, dan inisiatif konten media kolaboratif,” ujar Meutya Hafid dalam pernyataan resminya.

Di hadapan dua kepala negara, Meutya tak sekadar berbicara visi. Ia membawa amanat besar bangsa dalam menghadapi tantangan era digital: konektivitas 5G, Internet of Things (IoT), penguatan keamanan siber, hingga tata kelola spektrum frekuensi radio. Semua itu terangkum dalam satu naskah kerja sama strategis yang ditandatangani dan disaksikan langsung oleh pemimpin dua negara.

Tak berhenti di sana, kerja sama ini juga menyentuh produksi konten digital bilateral, seminar riset teknologi, hingga penyusunan kebijakan internet yang menjamin ruang digital sehat dan kompetitif. Sebuah langkah maju dari Meutya Hafid, yang tak henti menunjukkan kapasitasnya sebagai teknokrat dan politisi yang mumpuni.

Rusia sendiri menjadi mitra pilihan bukan tanpa alasan. Negara itu dikenal berhasil menghadirkan internet cepat dan terjangkau bagi 92% penduduknya, dengan tarif broadband rumah hanya berkisar Rp95.000 hingga Rp160.000 per bulan. Angka yang sangat relevan bagi Indonesia yang masih berjuang menjangkau wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

Empat dokumen penting dipertukarkan dalam momen bersejarah itu:

  1. Kerja sama pendidikan tinggi RI–Rusia,
  2. Kerja sama transportasi lintas negara,
  3. Kolaborasi Digital dan Media Massa (termasuk yang ditandatangani Meutya),
  4. Nota kesepahaman antara perusahaan holding investasi Indonesia, Danantara, dan Russian Direct Investment Fund (RDIF), untuk membentuk dana investasi bersama senilai 2 miliar Euro, atau sekitar Rp37,8 triliun.

Semua ini diperkuat dengan penandatanganan Deklarasi Kemitraan Strategis Indonesia–Rusia, penanda babak baru relasi bilateral yang makin erat, utamanya dalam lanskap geopolitik dan teknologi.

“Diplomasi digital Indonesia kini bergerak nyata. Kami ingin hasil konkret yang memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain aktif dalam lanskap digital dunia,” tegas Meutya Hafid.

Nota kesepahaman ini berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang otomatis. Sebuah pijakan panjang untuk transformasi digital nasional yang tidak hanya merangkul masa depan, tetapi juga mengakar pada kepentingan rakyat Indonesia.

sumber: golkarpedia