Airlangga Dorong Integrasi Sistem Pembayaran RI–Rusia: QRIS dan MIR Jadi Senjata Baru Ekonomi Global

Dari Diplomasi Presiden Prabowo hingga QRIS–MIR: Indonesia Tak Ingin Sekadar Jadi Penonton Sistem Finansial Dunia 🌍

Menteri231 Views

Jakarta, rakyatmenilai.com — Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk memperdalam kerja sama sektor keuangan dengan Rusia, bukan hanya sebagai bentuk perlawanan lunak atas dominasi sistem keuangan global yang didikte oleh Barat, tetapi juga sebagai langkah konkret dalam memperkuat konektivitas ekonomi bilateral.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan hal ini saat tampil dalam Dialog Bisnis Indonesia–Rusia yang menjadi bagian dari agenda Saint Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025. Dalam forum tersebut, Airlangga mewakili posisi Indonesia sebagai negara nonblok yang semakin berani menentukan arah keuangan dan ekonominya sendiri.

🟡 “Tidak akan ada perdagangan tanpa sektor finansial. Maka, integrasi pembayaran jadi kunci kolaborasi strategis antarnegara,” tegas Airlangga Hartarto saat membuka forum Dialog Bisnis Indonesia–Rusia, dikutip dari Bisnis.com, Selasa (24/6/2025).

Airlangga juga mengungkapkan bahwa hal ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan bilateral Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Salah satu hasil strategis dari pertemuan tersebut adalah pembentukan sistem pembayaran bilateral antar bank sentral kedua negara, sebagai alternatif atas ketergantungan terhadap sistem keuangan global yang saat ini banyak didominasi oleh pihak-pihak dari negara-negara Barat.

🟡 “Kami ingin menyelesaikan dua hal sekaligus: untuk transaksi ritel antar masyarakat melalui interoperabilitas QRIS–MIR,” ungkap Airlangga, mengacu pada rencana integrasi sistem pembayaran digital milik Indonesia dan Rusia.

MIR dan QRIS: Jembatan Baru Melawan Ketergantungan?

MIR, sistem pembayaran nasional Rusia yang dikembangkan pasca aneksasi Krimea dan sanksi internasional, menjadi simbol kedaulatan finansial Rusia. Sebaliknya, QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) yang dikembangkan Bank Indonesia telah menjadi tulang punggung transaksi digital di dalam negeri.

Integrasi kedua sistem ini diharapkan membuka jalur baru perdagangan dan transaksi lintas negara, sekaligus memperkuat koneksi antarmasyarakat di tengah dunia yang makin terfragmentasi secara ekonomi dan politik.

Meski MIR telah menjadi target sanksi dari negara-negara Barat, seperti disorot oleh Bloomberg dan Russia Beyond, Indonesia justru memanfaatkan peluang ini untuk memperkuat kemandirian sistem keuangan nasional—tanpa harus masuk ke dalam konflik geopolitik besar.

Airlangga, yang saat ini menjadi salah satu tokoh senior dalam Kabinet Prabowo, menutup pernyataannya dengan sinyal kuat kepada pelaku industri keuangan: Indonesia sedang membangun sistem keuangan yang tidak bisa diintervensi oleh dominasi blok mana pun.

sumber: golkarpedia

Related Posts

Don't Miss