Di Balik Momen Buka Sepatu Gibran, Jenderal Try Sutrisno Tegur Keras Ajudan Wapres: Ini Bukan Masjid

Disambangi untuk Antar Undangan HUT RI, Wapres Gibran Akui Belajar Banyak dari Jenderal Senior Soeharto

Presiden375 Views

JAKARTA, RakyatMenilai.com – Sebuah insiden kecil namun penuh makna terjadi saat Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyambangi kediaman mantan Wakil Presiden RI ke-6, Jenderal (Purn) Try Sutrisno. Kehadiran Gibran di kediaman jenderal senior tersebut ternyata memicu momen tak terduga, yang berujung pada teguran keras kepada ajudan Gibran.

​Momen ini bermula saat Gibran hendak masuk ke dalam rumah Try Sutrisno dalam rangka silaturahmi dan mengantarkan undangan peringatan HUT ke-80 RI.

​Sebagai bentuk penghormatan, Gibran melepas sepatunya sebelum memasuki rumah.

​Istri Try Sutrisno, Tuti Try Sutrisno, yang menyambut Gibran, sontak bertanya mengapa sang Wapres melepaskan sepatunya.

​”Kok dilepas sepatunya?” tanya Tuti Sutrisno, dilansir dari Tribunnews.

​Gibran menjelaskan bahwa ia sengaja melakukan itu karena takut mengotori lantai. “Oh jangan, jangan, sepatunya kotor,” jawab Gibran.

​Namun, momen canggung itu mencapai puncaknya di teras rumah, ketika Try Sutrisno menyoroti ajudan Gibran, Letkol Devy Kristiono.

​Try Sutrisno menegur ajudan tersebut karena membiarkan Gibran melepas sepatu.

​Dengan nada tegas khas seorang jenderal, Try Sutrisno menyampaikan kalimat yang menjadi sorotan.

​”Ini bukan masjid. Ini rumah. Tidak boleh buka sepatu,” ujar Try Sutrisno, langsung mengarah ke Letkol Devy Kristiono.

​Sang ajudan, yang terkejut, terlihat hanya bisa mengangguk dan menundukkan badan sebagai respons hormat.

​Sosok Try Sutrisno sendiri adalah seorang jenderal purnawirawan TNI AD yang pernah menjabat Panglima ABRI dan menjadi Wakil Presiden mendampingi Presiden Soeharto dari tahun 1993 hingga 1998.

​Teguran ini bisa dimaknai sebagai pelajaran tak langsung dari seorang pemimpin senior kepada generasi penerus.

​Di sisi lain, publik juga menyoroti sosok ajudan Gibran, Letkol Devy Kristiono.

​Sebagai perwira menengah TNI AD lulusan Akmil 2002, Devy bukan orang asing bagi Gibran. Ia pernah bertugas di Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura, hingga menjabat Komandan Kodim 0735 Surakarta.

​Latar belakang ini menunjukkan Devy adalah ajudan kepercayaan yang sudah mengenal seluk-beluk Solo, kampung halaman Gibran.

​Meskipun terjadi insiden kecil, Gibran menunjukkan rasa hormatnya kepada senior.

​Melalui media sosialnya, Gibran mengungkapkan tujuan kunjungannya dan mengaku mendapat banyak pelajaran berharga dari Try Sutrisno.

​”Saya belajar banyak dari pengalaman kepemimpinan Bapak Try utamanya terkait pentingnya pembangunan sektor pendidikan dan kesehatan sebagai pondasi kemajuan bangsa,” tulis Gibran.

​Momen ini menjadi cerminan bahwa, meski ada perbedaan generasi dan gaya kepemimpinan, jalinan silaturahmi dan penghormatan kepada senior tetap dijaga.

Sumber: Tribunnews