Jakarta, rakyatmenilai.com — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, tampil penuh keyakinan dalam forum Jakarta Geopolitical Forum IX/2025. Ia membandingkan era hilirisasi saat ini dengan periode 1940–1960-an, sekaligus menyentil pihak-pihak yang terus mengkritik arah kebijakan hilirisasi nasional.
🟡 “Jangan bandingkan Indonesia sekarang dengan negara yang sudah menjalankan hilirisasi selama 40 atau 50 tahun. Itu tidak apple to apple,” tegas Bahlil, dikutip dari kanal Kompas.com, Kamis (27/6/2025).
Menurutnya, hilirisasi Indonesia saat ini masih dalam tahap awal pembangunan. Dibandingkan dengan negara maju yang memulai puluhan tahun lebih awal, Indonesia baru merintis jalan sejak enam tahun terakhir. Maka, wajar bila hasilnya belum bisa langsung spektakuler.
Bahlil menekankan bahwa orientasi utama hilirisasi bukan sekadar ekspor bahan mentah, tapi menciptakan nilai tambah dalam negeri, membuka lapangan kerja, dan menjaga kedaulatan ekonomi nasional.
Ia juga menegaskan bahwa pendekatan hilirisasi yang sedang ditempuh tidak bisa dipaksakan untuk langsung sempurna. Kritik terhadap dampak lingkungan dan ketimpangan distribusi hasil, menurut Bahlil, akan ditangani melalui regulasi dan perbaikan bertahap.
🟡 “Kita ini sedang membangun fondasi ekonomi. Kalau fondasinya kuat, baru bangunan bisa berdiri. Jangan semua diprotes, apalagi dibandingkan dengan negara yang start-nya puluhan tahun lalu,” ujar Bahlil dalam pidato yang ditayangkan langsung Kompas.com.
Lebih jauh, ia menegaskan bahwa UU Minerba yang baru memberi ruang adil bagi UMKM, koperasi, perguruan tinggi, dan ormas untuk ikut mengelola tambang. Ini bukan lagi zaman di mana sumber daya hanya dinikmati oleh korporasi besar.
Bahlil menutup pernyataannya dengan kalimat penuh makna geopolitik:
🟡 “Kalaupun dunia terguncang, Indonesia hanya terpental — bukan oleng.”
Sebuah metafora tentang ketahanan ekonomi yang dibangun dari dalam negeri.
📌 Sumber kutipan dan video:
- Kompas.com, “Momen Bahlil Bandingkan Hilirisasi Era 1940–1960an dengan Sekarang, Sentil Pihak yang Protes”
👉 https://video.kompas.com/watch/1857338 - Jakarta Geopolitical Forum IX/2025 – tayangan ulang KompasTV







