Laporan Bahlil ke Presiden Prabowo, Hasil Kerja Keras ESDM: Smelter Freeport hingga Ekosistem Baterai Terbesar di Asia Tenggara

Menteri Bahlil Beberkan Deretan Proyek Strategis yang Diresmikan di Semester I-2025, Bukti Nyata Hilirisasi dan Transisi Energi

Menteri824 Views

JAKARTA, RakyatMenilai.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, menggelar konferensi pers untuk memaparkan capaian kinerja sektor ESDM sepanjang Semester I-2025. Dalam laporannya kepada Presiden Prabowo Subianto, Bahlil membeberkan deretan proyek strategis nasional yang telah diresmikan, mulai dari hilirisasi mineral hingga energi terbarukan.

​Konferensi pers yang dilaksanakan pada Senin (11/8/2025) ini menjadi ajang bagi Kementerian ESDM untuk menunjukkan bahwa program-program strategis pemerintah tidak hanya sebatas rencana, tetapi telah diwujudkan dalam bentuk fisik yang nyata dan bermanfaat bagi bangsa.

​Bahlil secara langsung memerinci proyek-proyek yang diresmikan tersebut di hadapan media. “Proyek itu meliputi hilirisasi, groundbreaking, ekosistem baterai mobil, dan beberapa lainnya. Ini ada peresmian lapangan-lapangan yang kemarin. Juga listrik, minyak, peningkatan lifting di Blora, kemudian di Natuna,” ungkapnya di Prescom Capaian Kinerja Sektor ESDM Semester I-2025.

​Bahkan, Bahlil menjelaskan bahwa proyek-proyek yang sudah diresmikan tersebut mencakup berbagai sektor penting yang menjadi prioritas utama pemerintah. “Nah, ini peresmian proyek-proyek hilirisasi, groundbreaking, ekosistem baterai mobil, dan beberapa lainnya,” kata Bahlil lagi, menekankan betapa luasnya cakupan kerja kementerian yang dipimpinnya.

​Prestasi gemilang ini tercatat di berbagai sektor, menunjukkan kerja keras dan komitmen pemerintah dalam mewujudkan kemandirian energi dan industri.

​Berikut adalah lima proyek strategis yang telah diresmikan di Semester I-2025 yang dilaporkan oleh Menteri Bahlil:

1. Peresmian Smelter Emas PT Freeport Indonesia di Gresik

​Proyek ini merupakan langkah monumental dalam upaya hilirisasi mineral strategis. Fasilitas ini bukan sekadar smelter biasa, melainkan ekspansi dengan Precious Metal Refinery yang memiliki kapasitas produksi 6.000 ton per tahun. Keberadaan smelter ini menjadi penentu bagi upaya pemerintah untuk mengolah bijih emas di dalam negeri dan menghentikan ekspor bahan mentah.

​Dengan mengolah emas di dalam negeri, Indonesia dapat meningkatkan nilai tambah komoditasnya secara signifikan, menciptakan ribuan lapangan kerja, dan memperkuat posisi ekonomi nasional di kancah global. Proyek ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam mengelola sumber daya alam secara mandiri dan bertanggung jawab.

2. Groundbreaking Ekosistem Industri Baterai Listrik di Karawang

​Proyek ini sangat strategis mengingat Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, bahan baku utama untuk baterai kendaraan listrik. Peletakan batu pertama ini menandai dimulainya pembangunan ekosistem industri baterai listrik terintegrasi dengan kapasitas produksi mencapai 15 GWh.

​Dengan skala sebesar ini, ekosistem baterai tersebut diklaim sebagai yang terbesar pertama di Asia Tenggara dan terbesar kedua di dunia. Hal ini secara tegas menempatkan Indonesia sebagai pemain kunci dalam rantai pasokan industri kendaraan listrik global, menarik investasi, dan membangun pondasi ekonomi masa depan.

3. Peresmian Proyek Migas di Tiga Lokasi

​Kementerian ESDM juga mencatat beberapa keberhasilan di sektor migas. Peresmian proyek dilakukan di tiga lapangan berbeda. Pertama, Lapangan Akatara Gas Processing Facility di Jambi, yang memiliki kapasitas produksi gas 25,7 MMSCFD. Kedua, Lapangan Forel-Terubuk di Natuna, dengan kapasitas produksi minyak sebesar 9.900 BOPD. Ketiga, penambahan kapasitas produksi di Lapangan Banyu Urip Infill Clastic di Bojonegoro sebesar 33 ribu BOPD.

​Peresmian proyek-proyek ini secara kolektif berkontribusi signifikan terhadap peningkatan lifting minyak dan gas nasional. Langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk menjaga ketahanan energi, mengurangi ketergantungan impor, dan mengoptimalkan potensi sumber daya alam yang tersebar di seluruh nusantara.

4. Proyek Ketenagalistrikan Baru

​Dalam bidang ketenagalistrikan, Kementerian ESDM berhasil meresmikan total 26 pembangkit listrik baru dengan total kapasitas mencapai 3.223 MW. Proyek ini tidak hanya menambah kapasitas daya, tetapi juga memastikan pasokan listrik yang stabil dan berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan masyarakat.

​Pembangunan pembangkit ini juga didukung dengan infrastruktur pendukung yang masif, yaitu 739 kilometer sirkuit transmisi dan 1.740 MVA gardu induk. Hal ini memastikan distribusi listrik yang lebih merata, efisien, dan andal, sehingga seluruh penjuru tanah air dapat merasakan manfaatnya.

5. Pembangunan dan Pengoperasian Pembangkit EBT

​Komitmen pemerintah terhadap energi bersih juga terwujud dalam pembangunan dan pengoperasian pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT). Pembangkit EBT seperti Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dengan total kapasitas 350 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 27 MWp telah tersebar di 15 provinsi.

​Pencapaian ini menjadi bukti nyata dari komitmen pemerintah untuk mempercepat transisi energi dan mencapai target net-zero emission yang telah dicanangkan. Proyek-proyek EBT ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga membuka peluang investasi baru dan menciptakan ekosistem industri hijau di Indonesia.

Sumber: CNBC INDONESIA