Ngeri! Penelitian Asing Sebut Fenomena Buzzer Sudah Jadi Industri di Indonesia

Antropolog University of Amsterdam Ungkap Tentara Siber Dibiayai Elite Politik dan Bisnis untuk Memanipulasi Opini Publik

Nasional159 Views

SEMARANG, RakyatMenilai.com – Sebuah temuan riset yang mengejutkan dipaparkan oleh antropolog politik komparatif dari University of Amsterdam, Ward Berenschot. Dalam sebuah workshop yang digelar oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Berenschot menyebut fenomena pendengung atau buzzer di Indonesia telah berevolusi menjadi sebuah industri yang mapan.

​Temuan ini merupakan hasil riset mendalam yang telah dilakukan selama lima tahun. Ward Berenschot dan timnya melakukan investigasi dengan mewawancarai langsung orang-orang yang berprofesi sebagai buzzer.

​Riset tersebut bertujuan untuk mengupas tuntas cara kerja industri ini, termasuk dari mana sumber pendanaannya berasal.

​Hasilnya, menurut Berenschot, sungguh mengkhawatirkan. “Temuannya memang [buzzer] menjadi industri karena justru banyak elite politik, elite bisnis yang mendanai tentara siber tersebut untuk memengaruhi opini publik di media sosial,” kata Ward, Jumat (22/8).

​Ia menegaskan, fenomena ini tidak lagi sebatas pergerakan sporadis dari individu, melainkan sebuah ekosistem terorganisir yang didukung oleh kekuatan finansial dari para elite.

​Sementara itu, Wakil Rektor (Warek) IV Undip Semarang, Wijayanto, menjelaskan alasan di balik dipilihnya Indonesia sebagai lokasi penelitian. Menurutnya, Indonesia adalah salah satu negara dengan pengguna media sosial terbesar di dunia.

​Ditambah lagi, adanya sistem pemilihan langsung menjadikan Indonesia sebagai lahan subur untuk praktik manipulasi opini publik.

​Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Wijayanto mengatakan, diperoleh kesimpulan penting tentang perlunya peningkatan literasi digital di kalangan masyarakat.

​Ia juga menyoroti pentingnya etika politik serta transparansi dari pemilik platform digital. Menurutnya, hasil riset ini harus menjadi pemicu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang fenomena buzzer.

​Wijayanto berharap agar pemerintah Indonesia segera mengambil langkah dan membuat kebijakan untuk menghentikan fenomena tersebut.

​Ia juga mendesak agar pemilik akun media sosial memiliki kejujuran dan transparansi. “Pemilik suatu akun media sosial harus jujur ketika unggahannya dibayar, harus transparan,” tegasnya.

​Wijayanto menambahkan bahwa sebagai bagian dari komunitas akademik, pihaknya memiliki tanggung jawab besar.

​”Kita harus membantu memastikan ruang publik bebas dari kabar bohong dan tidak mudah dimanipulasi,” katanya, menutup pernyataan.

Sumber: CNN Indonesia