Anggota DPR RI Juliyatmono Apresiasi Siksorogo Ring of Lawu 2025: Event Lari Komunitas yang Jadi Lokomotif Ekonomi dan Magnet Sport Tourism Lokal

Mantan Bupati Karanganyar Berharap ROL Terus Tumbuh Menuju Kancah Internasional, Libatkan Semua Pihak untuk Sukses Berkelanjutan

Parlemen347 Views

Tawangmangu, rakyatmenilai.com – Gelaran Siksorogo Ring Of Lawu (ROL) 2025 yang berpuncak hari ini, Minggu (27/7/2025), di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, tak hanya menjadi medan perjuangan ribuan pelari, namun juga sorotan utama dari berbagai pihak, termasuk dari level nasional. Apresiasi tinggi atas kesuksesan event ini datang dari Juliyatmono, mantan Bupati Karanganyar yang kini menjabat Anggota Komisi X DPR RI dari Dapil IV (Karanganyar, Sragen, Wonogiri).

Dihubungi rakyatmenilai.com, Juliyatmono menyampaikan pandangannya yang mendalam tentang ROL 2025. Ia mengungkapkan kebanggaannya atas keberhasilan penyelenggaraan ini, sembari menegaskan betapa event ini melampaui sekadar lomba lari.

“Lawu bukan sekadar gunung, ia adalah jiwa yang menantang dan memanggil. Melalui Siksorogo Ring Of Lawu, kita saksikan bagaimana semangat anak bangsa mampu menaklukkan batas, seraya merayakan keindahan tanah kelahiran.”

Juliyatmono melanjutkan, “Event ini, selain berhasil merangkul ribuan peserta dari berbagai komunitas lari hingga masyarakat awam, juga terbukti menjadi lokomotif ekonomi yang mendatangkan manfaat positif luar biasa bagi pelaku usaha di bidang pariwisata, serta secara langsung menggairahkan peningkatan ekonomi lokal,” ujarnya dengan penuh keyakinan.

Juliyatmono berharap, event yang ia sebut sebagai “Sensasional dan Spektakuler” ini, yang awalnya diinisiasi oleh komunitas pencinta olahraga lari, dapat terus diselenggarakan pada tahun-tahun berikutnya. Ia menekankan pentingnya terus meningkatkan kemudahan, kenyamanan, dan keselamatan para peserta agar ke depan ROL bisa menjadi event berkelas internasional.

“Semoga semakin banyak stakeholder yang terlibat, baik pemerintah pusat dan daerah, sponsor, dan yang terpenting masyarakat lokal juga merasa memiliki event akbar ini,” tambah Juliyatmono. Ia menyoroti kekhasan ROL yang melampaui batas kabupaten dan provinsi karena jalurnya melewati Karanganyar dan Sragen di Jawa Tengah, kemudian Ngawi dan Magetan di Jawa Timur, menjadikan kepemilikan lokal sangat krusial untuk kesinambungan event ini.

Sinergi antara sport tourism dan geliat ekonomi lokal memang terbukti nyata. Sebanyak 2.100 orang pelari dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara yang tumpah ruah menaklukkan tantangan ultra-maraton ini, secara signifikan berkontribusi terhadap nilai transaksi ekonomi dalam gelaran Soloraya Great Sale 2025 di Kabupaten Karanganyar.

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, turut menyoroti pentingnya ROL sebagai kegiatan sport tourism dan bagian integral dari eksplorasi wisata di kawasan lereng Gunung Lawu. Menurutnya, event olahraga lari ini adalah bagian dari upaya pemerintah daerah untuk mendongkrak pariwisata.

“Ini bagian Soloraya Great Sale 2025. Dengan adanya kegiatan ini, semua hotel penuh. Ini bagian dari integrasi kegiatan-kegiatan Soloraya Great Sale yang sebentar lagi akan selesai,” kata Gubernur Ahmad Luthfi usai melepas peserta kategori 7K di Tawangmangu Wonder Park.

Kontribusi fantastis dari ROL 2025 ini bahkan menempatkan Kabupaten Karanganyar sebagai daerah dengan nilai transaksi tertinggi dalam Soloraya Great Sale 2025. Hingga Sabtu, 26 Juli 2025, tercatat nilai transaksi di Karanganyar sudah mencapai Rp3,7 triliun selama 27 hari.

“Untuk target Soloraya Great Sale itu sudah Rp10,3 triliun, jadi target Rp10 triliun sudah terlampaui. Ini sangat bagus sekali untuk menumbuhkembangkan ekonomi baru di tempat kita,” jelas Luthfi, menunjukkan bagaimana event olahraga bisa menjadi katalisator ekonomi.

Kedatangan ribuan peserta bersama keluarga, saudara, atau teman mereka, berdampak positif pada berbagai sektor. Hunian hotel dan homestay di Tawangmangu dan sekitarnya penuh, geliat pariwisata meningkat, dan pergerakan ekonomi masyarakat lokal melonjak signifikan.

Ketua Umum Siksorogo, Fajar Brilianto, mengungkapkan bahwa jumlah peserta Ring of Lawu tahun ini mencapai 2.100 orang. Angka ini melonjak sekitar 110% dari penyelenggaraan tahun sebelumnya yang hanya sekitar 800an peserta, menunjukkan popularitas dan daya tarik ROL yang kian membesar.

Para pelari terbagi atas lima kategori jarak yang menantang: 100K Individu, 100K Relay 2, 100K Relay 5, serta kategori fun run 7K dan 15K. Berbagai kategori ini mengakomodasi pelari dari berbagai tingkat kemampuan dan ambisi.

Fajar Brilianto juga menjelaskan bahwa agenda tahunan Siksorogo terdiri atas dua event besar yang dibanderol dengan titel Siksorogo Twin Ultra. ROL adalah event pertama yang merupakan ultra road run dengan rute jalur aspal dan cor mengelilingi Gunung Lawu.

Event kedua adalah Siksorogo Lawu Ultra (SLU) yang merupakan ultra trail run dengan jalur naik ke puncak Gunung Lawu. SLU akan diselenggarakan pada 6-7 Desember nanti, dengan kategori 7K, 15K, 30K, 50K, 80K, dan 120K, menegaskan komitmen Siksorogo dalam mengembangkan sport tourism ekstrim.

Para peserta Siksorogo Ring of Lawu 2025 secara umum mengakui bahwa rute yang dilalui kali ini lebih menantang dibandingkan tahun sebelumnya. Selain jalur yang naik-turun dan rolling yang menguras tenaga, faktor cuaca menjadi tantangan tersendiri.

Peserta harus menghadapi jalur terjal dengan cuaca panas yang luar biasa pada siang hari, dan kemudian berubah drastis menjadi dingin saat naik kembali ke Tawangmangu pada malam hari. Kombinasi elevasi dan cuaca ini menguji adaptasi fisik dan mental pelari.

“Heboh banget. Ini kedua kali ikut Ring of Lawu. Rute 10 kilometer pertama menantang karena rolling-nya, gradien naik-turun. Kali ini lebih ramai, juga lebih terstruktur daripada event lain,” ujar Kishi Allen, peserta 100K Individu asal Yogyakarta, yang mengapresiasi peningkatan kualitas penyelenggaraan.

Pengakuan serupa datang dari Reza Akbar, peserta 100K lainnya asal Tulungagung, yang mengakui elevasi dan cuaca menjadi tantangan tersendiri. “Saya tidak menyangka akan bertemu cuaca panas yang luar biasa pada siang hari dan berganti cuaca dingin pada malam hari,” ungkapnya, menggambarkan perjuangan di lintasan.

Dari sudut pandang peserta, pengalaman di Siksorogo Ring of Lawu 2025 sungguh memukau. Video yang terekam memperlihatkan para pelari beriringan melintasi jalur setapak yang berkelok, di antara hamparan perkebunan bawang atau sayuran yang hijau membentang di lereng gunung. Pemandangan perbukitan yang asri dan udara sejuk pegunungan menjadi teman setia sepanjang perjalanan, menguji ketangguhan fisik sekaligus memanjakan mata.

Seperti diungkapkan Andi Kurniawan, Finisher Ring of Lawu 15K, dari Jakarta, “Beberapa kali saya ikut event lari, tapi yang di kaki gunung sejuk dan pemandangannya secantik Tawangmangu ini jarang sekali.”

Lebih dari sekadar kompetisi, acara ini juga menampilkan kehangatan komunitas lokal. Di sepanjang rute, terlihat anak-anak desa dengan pakaian khas daerah berdiri di pinggir jalan, melambaikan tangan, dan bersorak riang menyemangati setiap pelari yang lewat. Teriakan “Siksorogo, semangat Lawu!” dari mereka memberikan suntikan energi moral yang tak ternilai.

Momen-momen humanis ini menggarisbawahi kolaborasi kuat antara penyelenggara, relawan, dan partisipasi aktif masyarakat setempat. “Saya sangat berterima kasih kepada panitia dan relawan yang berusaha sepenuh hati menyelenggarakan ini,” tambah Andi, menunjukkan apresiasi terhadap kerja keras tim. Komite Siksorogo, dengan Race Director Furqoni Syabana, Event Director Rachmat Septiyanto, dan Race Manager Agus Wibisono, telah menyiapkan pos-pos medis dan relawan di sepanjang rute untuk memastikan keamanan dan dukungan maksimal bagi para pelari.

Melalui Siksorogo Ring of Lawu 2025, Siksorogo Committee tidak hanya berhasil menyelenggarakan sebuah lomba lari ultra-maraton kelas dunia, tetapi juga membuktikan bahwa olahraga dan pelestarian alam dapat berjalan seiring. Event ini sekaligus mengangkat potensi wisata Lawu di mata dunia sebagai destinasi ultra-maraton kelas kakap dan penggerak ekonomi daerah yang signifikan dalam bingkai Soloraya Great Sale 2025.