Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI sekaligus Sekretaris Jenderal Gerakan Nasional Anti Narkotika (GRANAT), Firman Soebagyo, menegaskan bahwa perang terhadap narkoba bukan sekadar tugas aparat penegak hukum, melainkan tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa.
Ia menyebut, dukungan masyarakat dan pemerintah daerah menjadi faktor kunci untuk memperkuat barisan melawan kejahatan narkotika yang kini telah mengancam sendi-sendi kehidupan bangsa.
“Kalau kita ingin menyelamatkan generasi penerus menuju Indonesia Emas 2045, maka pemberantasan narkoba harus dijadikan gerakan nasional. Tidak cukup hanya seremonial, tapi harus masif, terstruktur, dan berkelanjutan hingga ke tingkat desa,” ujar Firman di Jakarta, menanggapi giat pelantikan pengurus DPD dan DPC GRANAT di Sulawesi Tengah yang berlangsung pada Jumat 31 Oktober 2025 di Hotel Santika, Palu, Sulawesi Tengah..
Firman menilai kegiatan tersebut menjadi momentum penting dalam memperkuat konsolidasi gerakan anti-narkotika di daerah. Ia mengapresiasi langkah Ketua Umum DPP GRANAT Prof. Dr. Henry Yosodiningrat, S.H., M.H., yang secara langsung melantik pengurus DPD GRANAT Sulawesi Tengah di Palu serta pengurus DPC GRANAT Kabupaten Sigi.
Pelantikan itu turut dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur Sulteng serta disaksikan oleh berbagai unsur Forkopimda, BNNP, Kejati, dan pemerintah daerah, menandakan adanya sinergi yang kuat antara masyarakat sipil dan aparatur negara.
“GRANAT bukan sekadar organisasi yang berdiri di atas kertas. GRANAT hadir nyata di lapangan, melakukan sosialisasi bahaya narkoba di sekolah-sekolah, mengembangkan relawan anti-narkoba, menjalin kerja sama dengan BNN dan Polri, bahkan memberi bantuan hukum bagi korban dan keluarga mereka,” jelas Firman yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI ini.
Menurut Firman, peran aktif masyarakat akan menjadi pelengkap dari komitmen keras pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang baru-baru ini memusnahkan barang bukti narkoba mencapai 214,84 ton dari berbagai jenis selama satu tahun masa pemerintahannya.
Dari jumlah yang telah disebutkan sebelumnya, 43 kilogram sabu merupakan hasil pengungkapan Polda Sulawesi Tengah, yang menunjukkan bahwa wilayah ini termasuk titik strategis dalam jaringan peredaran gelap narkotika.
“Langkah Presiden Prabowo dalam memusnahkan ratusan ton barang bukti narkoba adalah bukti nyata komitmen negara dalam perang terhadap narkoba. Namun, keberhasilan itu harus dijaga dengan partisipasi publik. GRANAT siap menjadi jembatan antara masyarakat dan pemerintah agar gerakan ini berlanjut hingga ke akar rumput,” tegas Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia, Firman Soebagyo.
Ia juga menyoroti pentingnya edukasi berkelanjutan bagi generasi muda agar tidak terjebak dalam jerat penyalahgunaan narkotika. Menurutnya, upaya pemberantasan tidak hanya dilakukan lewat penindakan hukum, tetapi juga melalui pendekatan sosial, pendidikan, dan pemberdayaan.
“Ketika mahasiswa, pelajar, dan masyarakat mulai sadar bahwa narkoba bukan hanya melanggar hukum tapi juga menghancurkan masa depan, di situlah bangsa ini punya harapan. Karena sejatinya, penyelamatan bangsa dimulai dari penyelamatan satu anak muda dari bahaya narkoba,” ujarnya.
Melalui berbagai kegiatan yang digelar di Sulawesi Tengah, termasuk kuliah umum yang dihadiri 1.800 mahasiswa dan pelajar, Firman menilai bahwa GRANAT telah membuktikan diri sebagai mitra strategis pemerintah dalam perang melawan narkotika.
Ia menyerukan agar pemerintah pusat dan daerah turut memperkuat kelembagaan GRANAT di seluruh Indonesia, agar gerakan sosial ini bisa menjadi benteng utama melawan ancaman narkotika secara nasional.
“Kolaborasi antara negara, aparat penegak hukum, dan masyarakat adalah kunci. Karena narkoba tidak mengenal batas wilayah, suku, atau status sosial. Hanya dengan semangat gotong royong nasional, kita bisa menutup semua celah penyebarannya,” pungkas Firman. {golkarpedia}







