Kilang Minyak Terbesar Segera Dibangun! Menteri Bahlil: ‘Hemat USD 16,7 Miliar, Investasi Capai USD 12,5 Miliar!’

Menteri302 Views

Jakarta, rakyat menilai — Pemerintah semakin serius mendorong hilirisasi untuk memperkuat ketahanan energi nasional. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan bahwa Indonesia akan segera memiliki salah satu kilang minyak terbesar di Tanah Air dengan kapasitas 500 ribu barel per hari.

“Kita juga akan membangun refinery (kilang minyak) yang Insya Allah kapasitasnya itu kurang lebih sekitar 500 ribu barel. Ini salah satu yang terbesar nantinya, ini dalam rangka mendorong agar ketahanan energi kita betul-betul lebih baik,” tegas Bahlil dalam keterangan tertulis, Rabu (5/3/2025).

Kilang ini dirancang untuk mengolah minyak mentah, baik dari dalam negeri maupun impor, dan diproyeksikan mampu memproduksi bahan bakar minyak (BBM) hingga 531.500 barel per hari. Tidak main-main, investasi yang dibutuhkan untuk proyek raksasa ini mencapai USD 12,5 miliar. Namun, Bahlil menegaskan bahwa manfaatnya akan jauh lebih besar: Indonesia bisa menghemat hingga 182,5 juta barel minyak per tahun atau setara USD 16,7 miliar.

Tak hanya memperkuat ketahanan energi, proyek ini juga membuka peluang besar bagi penciptaan lapangan kerja. Diperkirakan, sebanyak 63.000 tenaga kerja langsung dan 315.000 tenaga kerja tidak langsung akan terserap dalam proyek ini.

Industri DME untuk Kurangi Ketergantungan Impor LPG

Selain pembangunan kilang minyak, Bahlil juga menegaskan komitmen pemerintah dalam mempercepat industri Dimethyl Ether (DME) sebagai substitusi Liquefied Petroleum Gas (LPG). Proyek ini akan dibangun secara paralel di Kabupaten Muara Enim dan Ogan Komering Ilir (Sumatera Selatan), Kabupaten Tanah Bumbu (Kalimantan Selatan), serta Kabupaten Kutai Timur (Kalimantan Timur).

“Kita juga akan membangun DME yang berbahan baku daripada batubara low-calorie (kalori rendah) sebagai substitusi daripada LPG. Ini kita akan lakukan agar betul-betul produknya bisa dipasarkan dalam negeri sebagai substitusi impor (LPG),” ujar Bahlil.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Indonesia kini tidak lagi bergantung pada investor asing dalam pengembangan industri strategis ini. “Sekarang kita tidak butuh investor, negara semua lewat kebijakan Bapak Presiden, memanfaatkan resource dalam negeri. Yang kita butuh adalah teknologinya. Jadi kali ini tidak ada lagi yang tergantung kepada pihak lain,” tegasnya.

Selain DME, pemerintah juga akan meningkatkan nilai tambah di sektor pertambangan, termasuk tembaga, nikel, dan bauksit hingga menjadi alumina. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat industri nasional sekaligus mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah.

Dengan langkah konkret ini, Menteri Bahlil memastikan bahwa hilirisasi bukan sekadar wacana, melainkan solusi nyata untuk membawa Indonesia menuju kemandirian energi dan industri.

Sumber: golkarpedia.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *