Mataram, Rakyat Menilai – Setelah sekian lama dinanti, Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar NTB akhirnya digelar Minggu, 22 Juni 2025. Pertarungan menuju kursi Ketua DPD I Partai Golkar NTB pun mulai memanas. Dua nama besar yang selama ini santer disebut-sebut—Wali Kota Mataram, Mohan Roliskana, dan Mantan Bupati Bima, Indah Dhamayanti Putri alias Dinda—masih diam seribu bahasa. Namun diam mereka justru menebar tanda tanya: siapa sesungguhnya yang akan direstui DPP?
Sekretaris DPD Golkar NTB, Firadz Pariska, membenarkan pelaksanaan Musda yang sebelumnya sempat tertunda. “Iya, Minggu ini,” katanya singkat kepada wartawan, Jumat malam (20/6/2025). Firadz juga menyebut bahwa jajaran pengurus tengah menggelar rapat intensif untuk mempersiapkan tahapan krusial tersebut.
Musda ini digelar dengan mekanisme ketat dan tetap merujuk pada petunjuk pelaksanaan (juklak) serta pedoman organisasi partai. Proses penjaringan calon Ketua DPD I pun telah disiapkan. Pada Sabtu, 21 Juni 2025, para bakal calon akan mulai mendaftar dan langsung menjalani proses verifikasi berkas oleh panitia.
Namun, bukan hanya soal administratif. Panggung Musda ini adalah pertaruhan politik—dan hanya yang mampu membuktikan kekuatan dukungan yang bisa melaju. Seperti disampaikan Sekretaris DPD II Golkar Kota Bima, Tiswan Suryaningrat, “Setiap calon wajib mengantongi dukungan minimal 30 persen dari total suara untuk bisa maju sebagai kandidat.”
Dengan 15 pemilik suara—terdiri dari 10 DPD II, DPD I, DPP, Dewan Penasehat, organisasi pendiri dan organisasi yang didirikan partai—suara mayoritas menjadi kunci. Tapi tetap saja, keputusan akhir bukan di tangan Musda. “Calon pemenang adalah yang disetujui oleh DPP. Hak veto DPP tetap berlaku,” ujar Tiswan tanpa ragu.
Yang menarik, hingga kini DPP belum menunjukkan sikap. Arah angin masih kabur. Di tengah kekosongan sikap itu, dua nama—Mohan dan Dinda—justru belum tampak bermanuver. Apakah keduanya menunggu momentum? Atau DPP tengah menimbang dengan sangat hati-hati?
Satu hal pasti: Musda ini bukan hanya ajang pemilihan ketua. Ia adalah medan uji kekuatan para tokoh lokal dan refleksi arah baru politik Golkar di NTB. Drama pun sudah dimulai. Siapa yang akan menang? Siapa yang akan direstui? Dan siapa yang akan ditinggal sejarah?Rakyat menanti. (**)
sumber: ntbsatu







