Jakarta, Rakyat menilai.com – Direktur Eksekutif Abuleke Institute, Lamadi de Lamato, menilai bahwa opini buruk terhadap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang juga Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, sudah sangat kencang dan meluas. Opini itu bahkan disebutnya sudah di luar nalar dan toleransi nalar sehat.
Menurut Lamadi, sosok Menteri asal Indonesia Timur ini seolah tidak memiliki sisi baik sama sekali.
“Prestasi yang ditorehkan Bahlil sebagai anak kampung yang berhasil menembus lapisan elit, sering dikaitkan dengan hal buruk. Apapun yang ia lakukan selalu dipersoalkan, terutama oleh buzzer jahat,” ujar Lamadi dalam keterangan tertulisnya (27/09/2025).
Lamadi menyatakan, ia sangat menyayangkan kampanye yang mendiskreditkan Bahlil. Menurutnya, orang-orang yang memiliki hati kotor terhadap Bahlil bukanlah orang jauh.
“Saya sangat yakin, orang-orang yang berhati kotor terhadap Bahlil bukan orang jauh, melainkan orang-orang dekat beliau,” tambahnya.
Ia menyebut mereka ini sebagai “buzzer jahat” yang menggunakan strategi kotor dengan tujuan yang buruk pula.
Mereka, kata Lamadi, tidak ingin menteri asal Timur ini berada di posisi yang sangat strategis.
“Hubungannya yang bagus dan mesra dengan Presiden Prabowo adalah bencana buat buzzer perusak bangsa tersebut,” jelas Lamadi.
Pesan untuk “Buzzer Jahat” dan Analisis Kritis
Lamadi de Lamato menyoroti pemberitaan yang sangat tendensius terhadap Bahlil Lahadalia. Ia teringat analisis kritis karya Eriyanto yang menggunakan teori Heidegger tentang berita yang dibuat tidak bebas nilai.
“Berita yang tidak bebas nilai dengan pemberitaan yang buruk, sengaja diciptakan untuk tujuan kekuasaan manipulatif,” kata Lamadi.
Ia melihat, Bahlil sejak awal masuk di kementerian, tidak henti-hentinya dibombardir dengan berita yang tidak benar dan memojokkan.
Sebagai sesama orang Timur, Lamadi mengaku terkadang tidak tahan dengan pemberitaan demikian.
“Kalau tahu pelakunya, rasa-rasanya ingin bawa parang untuk potong orang yang merusak nama baik sang menteri, namun cara itu bukan solusi,” ungkapnya.
Untuk menempuh cara yang lebih elegan, Lamadi meminta para “buzzer jahat” yang menyerang Bahlil untuk bertobatlah.
Ia tidak melarang kritik, namun kritik yang dibangun haruslah kritik yang baik dan tidak menyentuh aspek rasial.
Gebrakan dan Pujian dari Presiden Prabowo
Lamadi de Lamato menilai, Bahlil adalah sosok yang terbukti berprestasi dan selalu membuat gebrakan, meski matanya selalu “julid.”
“Sehingga sudut pandangnya selalu sempit dan buruk. Kendati bukan lulusan Harvard Amerika atau sejenisnya, tapi lelaki ini dianggap memiliki kompetensi internasional sehingga ia bisa dipercaya mengelola kementerian yang identik dengan high skill di ESDM,” paparnya.
Pujian itu, lanjutnya, bahkan datang langsung dari Presiden Prabowo Subianto sendiri.
“Presiden berujar biasanya yang memimpin kementerian strategis adalah mereka yang lulusan luar negeri,” jelasnya.
Namun, menurut Presiden, Bahlil yang kuliahnya di Papua, ternyata bisa memimpin kementerian ‘kelas berat’ yang sangat sarat dengan kepentingan mafia migas dan tambang.
Lamadi mensinyalir, “buzzer” yang mendiskreditkan Bahlil dengan caci maki di media sosial adalah “buzzer” bayaran yang ditugaskan untuk membendung kebijakan menteri ESDM, yang sedang “bersih-bersih” dari elit hingga akar-akarnya.
“Untuk langkah Bahlil yang oleh ilmuwan Fachry Ali dijuluki sebagai teknokrat dan seorang demokrat tulen ini, patut kita dukung. Setiap kebijakan ESDM yang dilakukan Bahlil, saya yakin semuanya adalah gebrakan yang sangat ditunggu untuk perbaikan yang lebih baik,” tutupnya.
Sumber: golkar2029







