Jakarta, rakyatmenilai.com |Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia kembali menegaskan komitmennya untuk menjaga agar daerah-daerah penghasil tambang tidak berubah menjadi lahan mati setelah proyek tambang berakhir. Dalam seremoni peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi konsorsium ANTAM–IBC–CBL di Karawang, Jawa Barat, Bahlil menyampaikan pesan penting yang ia terima langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
“Atas arahan Bapak Presiden, kita jangan sampai menjadi negara kutukan sumber daya alam. Artinya, setelah tambang selesai harus ada diversifikasi hilirisasi,” ujar Bahlil, dikutip dari Republika, Selasa (1/7/2025).
Dalam acara bersejarah itu, Bahlil menyampaikan bahwa feasibility study untuk proyek ekonomi pasca-tambang telah dikantongi. Kawasan bekas tambang, kata dia, nantinya akan difokuskan pada pengembangan sektor perikanan dan perkebunan. Ini menjadi visi jangka panjang yang akan dimulai pada tahun kedelapan hingga kesembilan sejak proyek berjalan.
“Agar begitu tambang selesai, tetap perputaran ekonomi di daerah terus berjalan,” tegasnya.
Proyek yang dipimpin oleh konsorsium ANTAM–Indonesia Battery Corporation (IBC)–Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CBL) ini merupakan proyek baterai berbasis nikel pertama di dunia yang terintegrasi penuh dari hulu ke hilir, sekaligus terbesar di Asia Tenggara. Proyek ini juga masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi mencapai 5,9 miliar dolar AS dan berdiri di atas lahan seluas 3.023 hektare.
Presiden Prabowo sendiri mengapresiasi inisiatif ini sebagai wujud nyata dari cita-cita kemandirian energi nasional. Dalam sambutan resminya, ia mengatakan:
“Saya diberitahu oleh para pakar bahwa bangsa kita ini sungguh-sungguh bisa swasembada energi. Hitungan saya tidak lama, paling lambat enam tahun,” ujar Prabowo sebagaimana tertulis dalam siaran resmi Kementerian ESDM.
Dengan kapasitas produksi awal mencapai 6,9 GWh—yang akan meningkat menjadi 15 GWh—ekosistem ini akan memasok baterai untuk 300 ribu kendaraan listrik dan menurunkan impor BBM hingga 300 ribu kiloliter per tahun.
Tak hanya itu, proyek ini juga akan menyerap hingga 35 ribu tenaga kerja, langsung maupun tidak langsung, dan mendukung pembangunan 18 proyek infrastruktur dermaga multifungsi.
Dalam narasi besar pembangunan berkelanjutan, Menteri Bahlil dan Presiden Prabowo memposisikan Indonesia bukan hanya sebagai negara penghasil bahan mentah, tetapi sebagai kekuatan baru di sektor energi dunia yang mampu menciptakan nilai tambah di dalam negeri.
sumber: golkarpedia