Jakarta, Rakyat Menilai –– Luhut Binsar Pandjaitan buka-bukaan mengenai pilihan politiknya di pemilihan presiden (Pilpres 2024). Luhut mengungkapkan pilihannya jatuh di paslon nomor urut 2 yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.
Luhut mengungkapkan hal itu di Instagram pribadinya yang dilihat, Sabtu (3/2/2024). Alasan Luhut memilih Prabowo karena berkelanjutan.
“Jadi kesimpulan saya kita pilih orang yang tepat menjadi presiden RI tanggal 14, saya pribadi memilih Pak Prabowo, alasan yang sangat sederhana, berkelanjutan,” kata Luhut.
Luhut mengatakan Prabowo sudah terbukti keberhasilannya. Dia juga mendukung program pemerintah Jokowi.
“Dan dia punya spirit yang bagus dan dia membuktikan keberhasilan-keberhasilan dia yang lalu itu tidak dapat dipungkiri itu dari saya pesan dari saya, saya sekali lagi Luhut Binsar Pandjaitan pilih Prabowo karena menurut saya dia pilihan terbaik untuk pemilihan presiden saat ini dan itu akan membawa kemajuan Indonesia, dan membawa keberlanjutan Indonesia,” ucapnya.
Luhut Bicara Perubahan
Selain menyatakan dukungannya, Luhut juga bicara mengenai wacana perubahan. Menurutnya, wacana itu tidak gampang dilakukan karena memerlukan riset selama 4 tahun jika mengubah semua kebijakan pemerintah.
“Kontinuitas menjadi kunci, keberlanjutan menjadi kunci. Tidak perubahan perubahan, perubahan itu kita mulai dari nol lagi, mulai dari nol lagi itu saya mengalami 10 tahun sebagai pembantu presiden, sebagai Kepala Staf Presiden dan sebagai menteri beberapa jabatan tidak gampang,” kata Luhut
“Yang ngomong-ngomong itu yang hanya omong-omong aja, coba dilakukan,” imbuhnya.
Menurut Luhut, perihal keberlanjutan program pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga didiskusikan dengan seluruh capres dan cawapres. Namun, kata Luhut, yang menyambut positif hanya capres nomor urut 2 Prabowo Subianto.
“Saudara-saudara sekalian, diskusi ini saya bawa kepada calon presiden dan cawapres itu, tapi yang merespons sangat positif dan langsung dengan langkah-langkah dia adalah Pak Prabowo beberapa kali saya sampaikan ke dia kami ada begini, beliau datang. Beliau datang ke kami dan beliau mengirim timnya ke kami dan berbicara dengan tim kami dan beliau sangat setuju dan bilang ini harus dilakukan ‘menurut saya bang ini harus dilanjutkan, harus dilakukan karena ini program yang baik sekali'” ucap Luhut.
Indonesia, katanya, perlu presiden pengganti Jokowi yang berpikir seperti Prabowo. Dia menilai jika mengubah yang sudah ada maka perlu waktu lama.
“Ini saya pikir perlu presiden yang paham dengan ini dan mau dengan ini. Jangan pula nanti ubah ganti lain, mengganti lagi kita riset 4 tahun, (contoh) mengenai seaweed ini atau lebih, dan sekarang kalau mungkin dibongkar lagi kapan kita mau maju?” katanya.
“Ingat bonus demografi kita itu hanya berjalan sampai 2030 setiap tahun kita lengah, setiap tahun kita kehilangan momentum. Sehingga kita tidak bisa keluar lagi dari income middle trap, dan kita nanti tidak bisa jadi negara high income country, dan tidak bisa juga kita nanti kita 10 ribu dollar per kapita terjectory yang kita lihat sampai 2030,” imbuhnya.
Pujian Luhut ke Prabowo-Gibran
Setelah buka-bukaan, Luhut juga melontarkan pujian ke Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming. Luhut meminta semua pihak jangan memandang orang dengan sebelah mata.
“Dan calon wakil presiden tuh saya kenal ke saudara Gibran dari sejak muda bagaimana keteguhan hatinya, maka saya tidak setuju waktu disampaikan anak ingusan karena orang tidak berhitung. Sama seperti Pak Jokowi waktu beliau jadi wali kota, orang memandang sebelah mata, kita belajar orang-orang Indonesia jangan pernah memandang sebelah mata orang lain, orang lain tuh punya kemampuan tersembunyi yang tidak terlihat karena dia belum dapat kesempatan,” ujar Luhut.
Gibran, katanya, memiliki rekam jejak yang bagus di Solo. Menurutnya, Gibran akan sama dengan Jokowi yang dulunya hanya Wali Kota Solo hingga saat ini menjadi Presiden RI.
“Saya kenal Mas Gibran ini sebenarnya juga belum lama-lama amat tapi saya lihat sepak terjangnya di Solo sama seperti ayahnya, Pak Jokowi waktu beliau menjadi Wali Kota, saya kenal beliau jadi wali kota, tidak ada orang yang pernah menduga pak jokowi akan sehebat ini. Karena waktu itu orang melihat bahwa Pak Jokowi ini hanya wali kota di Solo, masa iya terus bisa jadi presiden,” ucapnya.
Luhut meyakini Gibran akan mengikuti jejak Ayahnya dalam memimpin. Luhut optimistis Gibran mampu.
“Tapi saya terus terang melihat tidak begitu, karena saya lihat Pak Jokowi punya determenasi yang tinggi, kemudian saya lihat Pak Gibran itu juga menata Solo itu juga luar biasa saya pergi beberapa kali ke Solo, dan saya lihat dia mengikuti jejaknya Pak Jokowi,” katanya.
Sosok Prabowo di Mata Luhut
Lebih lanjut, Luhut juga bicara mengenai sosok Prabowo. Dia mengaku kenal Prabowo selama 40 tahun, dan sudah mengetahu kinerja Prabowo seperti apa.
“Dengan Pak Prabowo saya sudah berkenalan mungkin hampir 40 tahun ya, berteman bersama-sama. Kami sama-sama di Kopassus di baret merah, dan saya kenal waktu dia masuk di Kopassus letnan 2, dan saya waktu itu letnan 1, dan tugas operasi di Timtim maupun di beberapa tempat lain yg ditentukan, ada yang tertutup, ada yang terbuka, itu dilakukan dengan baik. Saya katakan bahwa proven itu kalau mungkin bahasa kerennya, ya sudah terbukti lah mampu memanage dalam keadaan susah sekalipun,” ungkapnya.
Menko Marves ini juga mengaku mengenal seluruh capres di Pilpres kali ini, sebab Luhut pernah bekerja sama dengan mereka waktu COVID-19. Luhut juga sempat kilas balik mengenai kekalahan Prabowo di Pilpres lalu, dia mengatakan Prabowo seorang yang berjiwa besar. Dia mengaku sempat emosi dengan Prabowo kala itu.
“Waktu dia Pak Prabowo kalah dengan Pak Jokowi ya kami bertempur berdua, dia marah sama saya. Ya tapi saya bilang ‘Wo faktanya ya ini kita mau apa’ di situlah saya lihat kebesaran jiwanya dia ‘ya sudah bang kalau gitu’ dia hormati keputusan itu, walaupun tentu dalam beberapa periode tertenu beliau galau juga, ya masuk akal saya,” kata Luhut.
Dia juga memuji Prabowo dan Jokowi karena mau saling menerima hingga Prabowo kini menjadi Menteri Pertahanan. Menurut Luhut, tidak ada pemimpin yang berjiwa besar seperti Prabowo dan Jokowi.
“Tapi kemudian dia mau bergabung lagi dengan Pak Jokowi, dan kebesaran jiwa Pak Jokowi juga mau mengambil dia. Di mana kita cari pemimpin seperti begini,” kata Luhut.
Artikel ini telah tayang di detik(dot)com, Klik untuk baca!