Jakarta, rakyatmenilai.com — Wacana pengajaran Bahasa Portugis di sekolah yang dicetuskan oleh Presiden Prabowo Subianto mendapat sambutan positif sekaligus masukan strategis dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, mengusulkan agar uji coba pembelajaran Bahasa Portugis ini terlebih dahulu dilaksanakan di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hetifah Sjaifudian mengatakan bahwa NTT merupakan daerah yang memiliki kedekatan historis dan interaksi sosial-budaya dengan negara-negara berbahasa Portugis, selain berbatasan langsung dengan Timor Leste.
“Pendekatan kontekstual ini akan memungkinkan proses pembelajaran menjadi lebih relevan, efektif, dan memberi manfaat nyata bagi peserta didik serta masyarakat setempat,” kata Hetifah Sjaifudian saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (27/10/2025), seperti dilansir dari Antaranews.
Menyambut Keputusan Prabowo Demi Daya Saing Global
Komisi X DPR RI yang membidangi urusan pendidikan, kata Hetifah Sjaifudian, menyambut baik setiap upaya pemerintah dalam memperkaya kompetensi bahasa asing peserta didik Indonesia, sebagaimana disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya menyatakan keputusan tersebut di hadapan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva pada Kamis (23/10/2025), dengan tujuan mempererat hubungan bilateral. “Sebagai bukti kami memandang Brasil sangat penting, saya telah merumuskan bahwa bahasa Portugis akan menjadi salah satu prioritas bahasa (yang diajarkan di sekolah-sekolah, red.),” kata Prabowo Subianto kala itu.
Kajian Matang dan Prioritas Bahasa Daerah
Meskipun mendukung penuh, Hetifah Sjaifudian meminta pemerintah memastikan bahwa pengajaran Bahasa Portugis memiliki dasar yang jelas, baik dari segi manfaat strategis, hubungan diplomatik, maupun relevansinya dengan kebutuhan masa depan siswa.
Ia juga meminta Kementerian Pendidikan melakukan kajian mendalam terkait potensi kerja sama dengan negara-negara berbahasa Portugis, seperti Brasil, Portugal, dan Timor Leste. Hal ini sekaligus menjadi model pengembangan bahasa asing yang adaptif terhadap karakter dan kebutuhan daerah.
Di sisi lain, Hetifah Sjaifudian mengingatkan pemerintah untuk memperhatikan dampak implementasinya terhadap kurikulum yang sudah padat. “Prinsipnya, kami mendukung kebijakan pendidikan yang memperkuat daya saing global pelajar Indonesia, selama dilakukan dengan perencanaan matang dan tetap menjaga prioritas bahasa Indonesia serta bahasa daerah sebagai identitas bangsa,” tutupnya.{…}







