Firman Soebagyo Bongkar Fakta Remaja Pencuri Pisang: ‘Narasinya Keliru, Ini yang Sebenarnya!’

Parlemen419 Views

Senayan, rakyat menilai — Sebuah video viral mengguncang jagat maya. Seorang remaja bertelanjang dada terlihat diarak warga keliling kampung dengan setandan pisang di tangannya. Narasi yang menyertainya menyebut bahwa remaja ini seorang yatim piatu yang mencuri demi menghidupi adiknya. Kejadian ini terjadi di Desa Gunungsari, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati. Namun, benarkah demikian?

Anggota DPR RI dari Partai Golkar, Firman Soebagyo, menegaskan bahwa informasi yang beredar di media sosial tidak sepenuhnya benar. “Fakta sesungguhnya, anak ini bukan yatim piatu. Ayahnya masih hidup, tapi tak peduli dan sudah lama meninggalkan keluarganya. Sementara ibunya memang sudah meninggal dunia. Jadi, lebih tepat disebut yatim dari keluarga broken home,” jelas Firman dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (22/02).

Firman mengungkapkan fakta lain yang mengejutkan. Remaja ini ternyata sudah 15 hari tidak bersekolah dan diduga mencuri bukan untuk kebutuhan makan, melainkan untuk membeli miras jenis ‘ciu’. “Berdasarkan pengakuan perangkat desa yang berbicara langsung dengan saya, anak ini keluar rumah tiap jam dua pagi. Kakeknya mengira ia bekerja di pasar, tapi kenyataannya, ia mencuri pisang milik warga,” lanjut politisi senior Partai Golkar itu.

Bahkan, menurut pengakuan seorang petani bernama Kamari, kehilangan pisang siap panen yang dialaminya bukan kejadian tunggal. “Ada empat desa lain yang juga mengalami kejadian serupa. Dengan tertangkapnya anak ini, kemarahan warga memuncak. Jika tidak dikendalikan, situasi bisa berujung fatal,” ujar Firman, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI.

Beruntung, perangkat desa dan kepolisian bergerak cepat. Firman memastikan bahwa kondisi sudah terkendali. “Anak ini nyaris jadi sasaran amuk massa. Untungnya, perangkat desa dan korban sepakat membawa kasus ini ke kantor desa untuk mediasi. Keputusan ini menyelamatkan anak tersebut dari potensi kekerasan lebih lanjut,” jelasnya.

Akhirnya, kasus ini diselesaikan dengan pendekatan kemanusiaan. Saat ini, remaja tersebut berada dalam pembinaan Polsek Tlogowungu. Ia dikenakan sanksi wajib absen dua kali seminggu di kantor polisi sebagai bentuk pengawasan. Bahkan, Kapolsek Tlogowungu, AKP Mujahid, mengangkatnya sebagai anak asuh dan memberikan bantuan pendidikan agar ia tetap bisa bersekolah.

Firman Soebagyo menutup pernyataannya dengan refleksi mendalam. “Mohon maaf atas kejadian ini. Sebagai wakil rakyat, saya langsung berkomunikasi dengan semua pihak untuk memahami persoalan ini. Ini adalah cerminan bahwa problem sosial di masyarakat masih sangat nyata dan harus kita atasi bersama,” pungkasnya.

Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa di balik setiap kejadian viral, selalu ada fakta yang perlu diklarifikasi. Langkah cepat para pihak terkait berhasil menghindari tragedi yang lebih besar, sekaligus membuka jalan bagi anak ini menuju masa depan yang lebih baik.

Sumber: golkarpedia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *