Jakarta, rakyat menilai— Di tengah kemajuan teknologi yang kian cepat, suara tegas datang dari Parlemen. Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Eric Hermawan, mengangkat alarm soal lonjakan kasus kecurangan atau fraud dalam industri perbankan. Ia mendesak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar segera melakukan pembaruan regulasi demi mengimbangi dinamika zaman yang tak lagi bisa ditangani dengan pendekatan lama.
Sorotan ini bukan tanpa dasar. Data OJK mencatat adanya kenaikan kasus perbankan dari 235 perkara di tahun 2023 menjadi 268 kasus pada 2024. Bagi Eric, angka ini bukan sekadar statistik—melainkan cerminan bahwa kejahatan semakin pintar, dan sistem lama tak lagi mampu membendungnya.
“Pertama regulasi perbankan fleksibel, dinamis dan terus berkembang. Sehingga OJK harus update, regulasi harus update juga. Kenapa perkara semakin banyak? Karena makin banyak orang pintar sekarang,” ujar Eric Hermawan seperti dikutip dari tayangan video TVR Parlemen.
Politisi muda Partai Golkar itu menekankan, pembaruan regulasi saja tak cukup. Ia menuntut penguatan pengawasan, audit sistem yang adaptif, serta sikap tegas dalam menindak pelaku fraud yang kini makin lihai memanfaatkan celah di balik sistem digital yang kompleks.
“Banyak orang menguasai perbankan, maka banyak yang mencari celah terutama dalam menggunakan IT. OJK sudah benar melakukan tuntutan pengadilan bahwa siapa yang melakukan fraud di dalam bank harus dihukum dan disanksi. Sanksi ini harus dilakukan secara konkret,” tegasnya lagi.
Eric Hermawan juga mengingatkan pentingnya prinsip zero tolerance dalam penegakan hukum di sektor keuangan. Menurutnya, jangan ada lagi kompromi atau ruang negosiasi bagi para pelaku fraud. Setiap pelanggaran yang sudah berkekuatan hukum tetap harus dieksekusi dengan tuntas.
Dengan langkah berani ini, Eric berharap reformasi di tubuh OJK dapat mengembalikan kepercayaan publik terhadap sistem keuangan Indonesia yang selama ini mulai goyah oleh kasus demi kasus yang mencuat ke permukaan.
“Reformasi pengawasan dan regulasi ini penting, agar sistem perbankan kita tidak hanya kuat secara teknis, tapi juga berintegritas dan dipercaya masyarakat luas,” pungkasnya.
sumber: golkarpedia







