Amandemen UUD 1945: Antara Cita-Cita Indonesia Emas atau Hasrat Kekuasaan?

Doli Kurnia Ingatkan: “Kalau Presiden Terlalu Kuat, DPR Bisa Jadi Hiasan Demokrasi”

Parlemen283 Views

Jakarta, rakyatmenilai.com —Wacana amandemen Undang-Undang Dasar 1945 kembali mencuat ke permukaan. Di tengah riuh rencana menyambut Indonesia Emas 2045, muncul kekhawatiran bahwa perubahan konstitusi bukan semata demi rakyat, tetapi bisa menjadi celah untuk memperkuat kekuasaan politik tertentu. Pendiri Partai Golkar Baru (PCB) sekaligus politisi senior, Ahmad Doli Kurnia, memberikan analisis tajam tentang arah dan motif di balik rencana tersebut.

Dalam tayangan video di kanal YouTube pribadinya, Doli menyampaikan bahwa ada empat zona penting yang selama ini menjadi pokok perhatian dalam wacana amandemen: penataan kelembagaan negara, penguatan wewenang presiden, sistem pemilu, dan penataan relasi pusat-daerah.

“Kalau tidak hati-hati, DPR bisa kehilangan fungsi kontrol bila kekuasaan eksekutif dikuatkan secara berlebihan,” ujar Doli dengan nada serius. Menurutnya, kekuatan yang terlalu sentralistik bukan hanya melemahkan demokrasi, tetapi juga membuka ruang besar bagi lahirnya otoritarianisme modern.

Lebih lanjut, ia menyebut pentingnya kehati-hatian dalam mengubah sistem pemilu. “Sistem pemilu itu menyangkut akar demokrasi kita. Tidak bisa diputuskan hanya karena alasan elektabilitas atau efisiensi,” tegasnya.

Sorotan juga diberikan terhadap isu otonomi daerah. Doli mengingatkan bahwa amandemen jangan sampai menjadi dalih untuk menarik kembali kewenangan dari daerah ke pusat. “Justru sebaliknya, penguatan daerah adalah syarat penting bagi kemajuan Indonesia yang inklusif,” ujarnya.

Ia juga menyebut perlunya ‘flagship amendments’ atau fokus amandemen yang strategis dan benar-benar diperlukan. “Amandemen harus menjawab tantangan masa depan, bukan memperpanjang usia kekuasaan,” katanya.

Doli juga menekankan pentingnya proses yang inklusif. Setiap upaya amandemen, menurutnya, harus melibatkan akademisi, masyarakat sipil, dan rakyat secara luas. “Tanpa itu, amandemen hanya akan jadi produk elit yang tidak punya legitimasi moral,” tuturnya.

Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk jujur dan terbuka terhadap niat di balik amandemen. “Kalau ingin memperkuat demokrasi, mari kita perkuat institusi, bukan orang,” pungkasnya.


📌 Sumber kutipan: Ahmad Doli Kurnia, kanal YouTube pribadi: “DOLI BONGKAR AMANDEMEN UUD INI, Rencana Sebenarnya!”, diunggah 28 Juni 2025.
📌 Link video: https://youtu.be/8j0q_g3D5VY