Ekspor Cokelat Naik 68%! Wamendag Dyah Roro Desak Eksportir Bali Manfaatkan Perjanjian Dagang Internasional

Pasar Eropa Sangat Menjanjikan, Tapi Kualitas Harus Organik dan Sustainable

Menteri17 Views

DENPASAR, rakyatmenilai.com — Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri mengarahkan salah satu eksportir komoditas kakao di Bali untuk memanfaatkan secara maksimal kerja sama pemerintah dalam melebarkan pasar di kancah internasional. Langkah ini diambil seiring tren positif ekspor kakao Indonesia yang melonjak signifikan.

​Hal ini disampaikan Wamendag saat mengunjungi pabrik Cau Chocolates di Kabupaten Tabanan, Bali, Minggu (23/11/2025). Ia menekankan bahwa perjanjian dagang yang dapat dimanfaatkan eksportir meliputi Indonesia-Peru CEPA, Indonesia-Canada CEPA, dan Indonesia-Uni Eropa CEPA yang akan datang.

Pasar Eropa Tuntut Kualitas Organik dan Keberlanjutan

Wamendag Dyah Roro menyebut bahwa pasar Eropa memiliki potensi besar namun sangat ketat dalam standar keberlanjutan.

​”Pasar-pasar ini menjanjikan, khususnya Eropa karena permintaannya terus tumbuh, pasarnya sangat menekankan aspek keberlanjutan, mereka suka produk yang orientasinya ramah lingkungan, baik untuk kesehatan, dan produk organik,” kata Wamendag, dikutip dari Antaranews.

​Ia juga mengingatkan eksportir untuk tidak melupakan pasar-pasar regional. “Tapi selepas itu jangan dilupakan pasar-pasar yang dekat dengan kita seperti ASEAN,” sambungnya. Kemendag siap membantu dengan menyambungkan eksportir ke perwakilan perdagangan di 33 negara.

​Selain itu, Dyah Roro berharap eksportir dapat berpartisipasi dalam pameran internasional dan memanfaatkan fasilitas Inaexport agar berpotensi mendapatkan mitra serta berpartisipasi dalam business matching.

Hilirisasi Harus Merata, Ekspor Melonjak 68%

​Di Bali, Wamendag Dyah menyampaikan keinginannya agar hilirisasi semakin digenjot, tidak hanya pada industri skala besar, tetapi juga pada UMKM, seperti yang dilakukan di Tabanan. Kakao di sana telah diproses menjadi cokelat yang dikemas dengan baik sehingga berdaya saing tinggi.

​Menurut data BPS, ekspor kakao, kakao olahan, dan makanan olahan berbahan dasar kakao Indonesia mencatatkan tren positif 16,20 persen pada 2021-2024. Lonjakan tajam terjadi pada periode Januari-September 2025, di mana ekspor tercatat sebesar 2,8 miliar dolar AS, melonjak 68,75 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024.

​“Kami melihat pertumbuhan ekspor cokelat sedang naik dan sebenarnya pasarnya di dunia ini cukup luas, seperti Eropa, Australia, dan Selandia Baru,” kata Dyah Roro, menegaskan komitmen Kemendag untuk mendorong pelaku usaha meningkatkan ekspor dan memanfaatkan perjanjian dagang.

Strategi Fair Trade Lokal: Berani Tekan Margin Demi Petani

Kadek Surya selaku CEO Cau Chocolate di Tabanan mengungkapkan bahwa tantangan utama mereka adalah mencari lebih banyak pasar yang akan menerima produk olahan kakao mereka.

​Ia memastikan, proses penjualan produknya menerapkan perdagangan adil (fair trade) dengan memastikan petani kakao sejahtera. Strategi yang dilakukan unik: “Kami berstrategi dengan berani membeli biji cokelat dengan harga yang lebih mahal meskipun harus menekan margin keuntungan, namun petani harus terdaftar sebagai salah satu anggota dari 12 gapoktan,” jelas Kadek Surya.

​Pendekatan ini tidak hanya menyejahterakan petani dan menjaga kualitas produk, tetapi juga membantu mempersiapkan produk mereka memenuhi aspek ketertelusuran yang krusial untuk pasar tujuan ekspor, khususnya ke Eropa. {…}