Jakarta, rakyatmenilai.com – Langkah strategis pemerintah dalam mengakselerasi hilirisasi nasional semakin nyata dan masif. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, secara resmi telah menyerahkan dokumen pra-studi kelayakan untuk proyek-proyek prioritas hilirisasi dan ketahanan energi nasional kepada BPI Danantara. Proyek-proyek jumbo ini tidak main-main, dengan total nilai investasi mencapai US$38,63 miliar, atau setara dengan sekitar Rp618,13 triliun.
Penyerahan ini menandakan kesiapan proyek-proyek tersebut untuk memasuki tahap pra-eksekusi. Bahlil Lahadalia menegaskan, angka fantastis ini belum termasuk ekosistem baterai mobil yang, seperti diketahui, tengah digenjot secara terpisah dan memiliki skala investasinya sendiri.
Peta Jalan Hilirisasi Multi-Sektor: Dari Minerba hingga Ketahanan Energi
Ke-18 proyek ini tersebar di berbagai sektor kunci yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Delapan proyek di antaranya berfokus pada sektor mineral dan batubara (minerba), dua proyek di sektor transisi energi, dua di sektor ketahanan energi, tiga di sektor pertanian, dan tiga lainnya di sektor kelautan dan perikanan.
Bahlil Lahadalia menekankan bahwa pemetaan proyek-proyek ini telah melalui proses panjang dan cermat. “Mapping proyek ini sudah berkali-kali dilakukan Rapat Terbatas dan pendalaman dari berbagai aspek yang melibatkan akademisi, stakeholder, dan pengusaha,” ujar Bahlil. Ini menunjukkan keseriusan dan komprehensivitas dalam perencanaan proyek strategis ini.
Menteri Bahlil juga kerap kali menegaskan urgensi dari program hilirisasi ini, yang bukan sekadar meningkatkan nilai tambah, tetapi juga mengubah paradigma ekonomi Indonesia. “Stop Kirim Bahan Mentah Mirip Era VOC,” seru Bahlil, sebagaimana dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM. Pesan ini keras dan jelas, menyerukan diakhirinya era ekspor bahan mentah yang mengulang sejarah eksploitasi di masa lalu.
Dari total 18 proyek ini, diharapkan akan tercipta hampir 300.000 lapangan kerja baru, tepatnya 276.636 lapangan kerja. Beberapa proyek bahkan sudah dijadwalkan untuk memulai eksekusi dalam beberapa bulan mendatang di tahun 2025.
Sinergi dan Target Ambisius untuk Ketahanan Energi Nasional
Ke depan, aspek pembiayaan dan penentuan prioritas, termasuk model bisnis, implementasi proyek, groundbreaking, hingga penyelesaian masalah, akan disinergikan antara Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi dan BPI Danantara. Langkah ini menunjukkan pendekatan terpadu dalam mengawal mega proyek ini.
Khusus untuk ketahanan energi, Bahlil Lahadalia juga menyebut rencana pemerintah untuk melanjutkan proyek kilang dengan kapasitas 1 juta barel, yang studinya telah dilakukan di Angola. Tak hanya itu, ada pula rencana pembangunan tangki penyimpanan minyak mentah untuk ketahanan energi selama 21 hari, yang akan disinergikan juga dengan Satgas dan Danantara.
Rincian proyek per sektor menunjukkan skala ambisius ini:
- Minerba: 8 proyek dengan investasi US$20,1 miliar, menciptakan 104.974 lapangan kerja.
- Pertanian: 3 proyek dengan investasi US$444,3 juta, menciptakan 23.950 lapangan kerja.
- Kelautan dan Perikanan: 3 proyek dengan investasi US$1,08 miliar, menciptakan 67.100 lapangan kerja.
- Transisi Energi: 2 proyek dengan investasi US$2,5 miliar, menciptakan 29.652 lapangan kerja.
- Ketahanan Energi: 2 proyek dengan investasi US$14,5 miliar, menciptakan 50.960 lapangan kerja.
Penyerahan dokumen ini oleh Bahlil Lahadalia kepada BPI Danantara menegaskan keseriusan pemerintah dalam mewujudkan hilirisasi sebagai mesin pertumbuhan ekonomi dan pencipta lapangan kerja masif bagi rakyat Indonesia.
sumber: Bloomberg Technoz







