BRICS: Kala Raksasa Baru Bangkit, Dominasi Barat di Ambang Keruntuhan?

Menelusuri Jejak BRICS: Dari Gagasan hingga Ekspansi Global

Berita131 Views

Jakarta, RakyatMenilai.com – Nama BRICS (Brazil, Russia, India, China, dan kini South Africa) mungkin terdengar seperti akronim dari blok bangunan mainan anak-anak. Namun, di panggung politik dan ekonomi global, “blok” ini justru sedang membangun fondasi baru yang berpotensi mengguncang arsitektur kekuatan dunia yang telah lama didominasi Barat. Mari kita telusuri perjalanan BRICS, dari sekadar ide hingga menjadi mega-kekuatan yang semakin diperhitungkan.

Awal Mula: Dari Akronim Menjadi Realita

​Semuanya bermula pada Juli 2006. Bukan dari meja diplomatik, melainkan dari kepala seorang ekonom Goldman Sachs, Jim O’Neill. O’Neill menciptakan akronim “BRIC” dalam sebuah laporan penelitian yang menyoroti potensi ekonomi Brazil, Rusia, India, dan China sebagai raksasa ekonomi baru yang sedang bangkit. Ide ini rupanya ‘nyantol’ di benak para pemimpin negara-negara tersebut.

​Kurang dari tiga tahun kemudian, pada 16 Juni 2009, para pemimpin BRIC mengadakan KTT pertama mereka di Yekaterinburg, Rusia. Ini adalah momen penting, mengubah gagasan akademis menjadi komitmen politik nyata.

Ekspansi dan Penguatan: Afrika Selatan Bergabung, Bank Pembangunan Lahir

​Setahun setelah KTT pertama, tepatnya September 2010, BRIC resmi kedatangan anggota baru: Afrika Selatan. Kini menjadi BRICS, blok ini semakin memperluas jangkauan geografis dan representasi globalnya.

​Perkembangan paling signifikan mungkin terjadi pada 15 Juli 2014 di Fortaleza, Brazil. Saat KTT BRICS keenam, para pemimpin sepakat untuk mendirikan New Development Bank (NDB) dan Contingent Reserve Arrangement (CRA). NDB, yang mulai beroperasi penuh pada 21 Juli 2015, bukanlah bank biasa. Dengan modal awal USD 100 miliar, NDB didirikan untuk mendanai proyek infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan di negara-negara BRICS dan negara-negara berkembang lainnya. Ini adalah sinyal jelas: BRICS tidak hanya bicara, tapi juga membangun institusi paralel untuk menandingi dominasi lembaga keuangan Barat seperti IMF dan Bank Dunia.

Ambisi BRICS: Lebih dari Sekadar Klub Ekonomi

​Apa sebenarnya yang ingin dicapai BRICS? Posternya jelas menyebutkan dua tujuan utama:

  1. Meningkatkan pengaruh negara-negara berkembang dalam politik global. Ini adalah tamparan keras bagi tatanan lama yang sering mengabaikan suara mayoritas dunia.
  2. Mendorong perwakilan yang lebih besar dan suara yang lebih kuat bagi negara-negara berkembang di institusi global seperti IMF dan Bank Dunia. Mereka ingin jatah kue yang lebih adil, bukan sekadar remah-remah.

Angka yang Membikin Pusing Kepala Barat

​Data statistik BRICS sungguh mencengangkan:

  • 36% populasi dunia (setelah penambahan 5 anggota baru, total menjadi 10 negara) – Artinya, lebih dari sepertiga manusia hidup di negara-negara BRICS.
  • 41% PDB global dalam hal daya beli (purchasing power parity) – Ini menunjukkan kekuatan ekonomi riil yang luar biasa.
  • Lebih dari 16% pangsa dalam perdagangan dunia.
  • 29,3% dari total luas daratan.

​Ini bukan lagi angka kecil. Ini adalah raksasa yang tidak bisa diabaikan.

BRICS+ : Ekspansi Berkelanjutan dan Dominasi Ruang Angkasa?

​Agustus 2021 menunjukkan ambisi BRICS yang melampaui bumi. Badan antariksa kelima negara BRICS menandatangani perjanjian untuk mendirikan “enam fasilitas satelit dan lima stasiun.” Artinya, mereka tidak hanya ingin mendominasi ekonomi dan politik, tapi juga ruang angkasa!

​Dan yang terbaru, pada KTT BRICS ke-15 di Agustus 2023, sejumlah negara baru diundang untuk menjadi anggota penuh mulai 1 Januari 2024. Negara-negara yang telah resmi bergabung adalah Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, serta Indonesia yang secara resmi telah menjadi anggota. Sementara itu, Argentina, meskipun sempat diundang, justru memutuskan untuk tidak bergabung. Dengan penambahan ini, BRICS tidak lagi hanya lima, tetapi kini menjadi kekuatan yang lebih besar dengan representasi geografis yang semakin meluas dan memperkuat pijakannya, terutama di Timur Tengah dan Afrika.

Masa Depan BRICS: Ancaman atau Peluang?

​Dari gagasan sederhana seorang ekonom, BRICS telah berkembang menjadi entitas geopolitik dan ekonomi yang kompleks dan kuat. Dengan NDB yang menawarkan alternatif pembiayaan, CRA sebagai jaring pengaman keuangan, dan kini ekspansi ke ruang angkasa serta penambahan anggota baru, BRICS bukan lagi sekadar klub ngopi.

​Bagi Barat, ini adalah tantangan serius terhadap hegemoni yang telah mereka nikmati selama beberapa dekade. Bagi negara-negara berkembang, BRICS bisa menjadi harapan baru untuk tatanan dunia yang lebih seimbang dan adil.

​Rakyat Menilai akan terus mengawasi bagaimana “blok bangunan” BRICS ini akan terus membentuk dan mungkin, pada akhirnya, meruntuhkan dominasi lama di panggung global. Ini bukan sekadar berita ekonomi, ini adalah pertarungan untuk masa depan dunia.