Gerindra dan Partai Golkar Kuasai Papan Atas, PDIP Merosot: Survei PRI Tunjukkan Peta Politik Mulai Bergeser

Parpol23 Views

Lembaga survei Pusat Riset Indonesia (PRI) merilis hasil survei nasional bertajuk “Persepsi dan Perilaku Publik Terhadap Satu Tahun Kepemimpinan Presiden/Wakil Presiden RI Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka di Mata Masyarakat Indonesia dan Memotret Elektabilitas Partai Politik”.

Survei yang dilakukan di 38 provinsi ini menunjukkan temuan menarik: tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran mencapai 82,44 persen, sebuah capaian yang oleh PRI dinilai mencerminkan legitimasi kuat terhadap kinerja pemerintahan di tahun pertamanya. Direktur Eksekutif PRI, Deni Yusup, menuturkan bahwa hasil survei tersebut menunjukkan dukungan publik yang sangat luas.

“Dari total responden, sebesar 14,89 persen menyatakan sangat puas dan 67,55 persen cukup puas. Sementara yang merasa tidak puas mencapai 14,20 persen, terdiri dari 10,55 persen yang menilai tidak memuaskan dan 3,65 persen yang menyebut sangat tidak memuaskan. Masih ada sekitar 3,36 persen responden yang belum memberikan pendapat atau tidak tahu,” ujar Deni saat memaparkan hasil survei di Jakarta.

Menurutnya, angka kepuasan yang tinggi ini menjadi sinyal kuat bahwa program-program pemerintahan Prabowo-Gibran telah menyentuh kebutuhan dasar masyarakat dan memberikan dampak langsung terhadap kesejahteraan publik.

“Tingginya tingkat kepuasan publik ini menunjukkan adanya penerimaan masyarakat terhadap program-program nyata Presiden Prabowo yang telah dijalankan dengan hasil yang bisa dirasakan langsung oleh rakyat,” ujarnya.

Deni menjelaskan bahwa sejumlah program unggulan menjadi faktor pendorong utama meningkatnya kepuasan publik, mulai dari Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak sekolah dan ibu hamil, ketahanan energi, sekolah rakyat, pemeriksaan kesehatan gratis, ketahanan pangan, hingga koperasi Merah Putih dan pengurangan pajak yang baru-baru ini diumumkan oleh Menteri Keuangan.

“Publik menilai program-program itu bukan janji politik, tetapi langkah konkret yang memperlihatkan keberpihakan pemerintah terhadap rakyat kecil,” tegas Deni.

Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa masyarakat menilai Presiden Prabowo memiliki kinerja paling menonjol dalam pelaksanaan program MBG dan sekolah rakyat, yang diapresiasi sekitar 20,55 persen responden. Program penegakan hukum dan pemberantasan korupsi berada di posisi berikutnya dengan 15,25 persen, disusul pelaksanaan dan perbaikan ketahanan energi sebesar 14,60 persen.

“Publik juga menilai positif upaya pemerintah mengurangi kemiskinan dan memperbaiki pendidikan serta lapangan kerja, yang secara kumulatif memperlihatkan arah pembangunan yang semakin pro-rakyat,” jelasnya.

Tingkat kepuasan publik yang tinggi ini, kata Deni, berdampak langsung terhadap dinamika elektoral partai politik. Dalam survei yang sama, Partai Gerindra mengalami lonjakan elektabilitas signifikan dari 13,22 persen pada Pemilu 2024 menjadi 22,13 persen pada Oktober 2025.

“Kenaikan ini merupakan refleksi dari kinerja politik yang solid dan kepemimpinan Prabowo Subianto yang tegas, responsif, dan dekat dengan rakyat,” ujar Deni. Ia menilai sosok Prabowo sebagai presiden sekaligus ketua umum partai memberi pengaruh besar terhadap meningkatnya kepercayaan publik terhadap Gerindra.

Sementara itu, Partai Golkar juga menunjukkan tren positif, naik dari 15,29 persen menjadi 17,21 persen, atau meningkat sekitar 1,92 persen. Deni menilai penguatan elektabilitas Partai Golkar disebabkan oleh kepemimpinan Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Umum sekaligus Menteri ESDM yang dinilai berprestasi, serta soliditas struktur politik partai yang tetap konsisten di lapangan.

“Kinerja Partai Golkar di kabinet turut memperkuat persepsi publik bahwa partai ini tetap relevan dan berkontribusi nyata dalam pemerintahan,” kata Deni.

Namun berbeda halnya dengan PDIP yang justru mengalami penurunan dari 16,72 persen pada Pemilu 2024 menjadi 14,10 persen di Oktober 2025. Di tingkat papan tengah, PKB, Demokrat, PAN, Nasdem, dan PKS bersaing cukup ketat dengan selisih tipis. PKB berada di angka 8,15 persen, Demokrat dan PAN sama-sama di 7,89 persen, Nasdem 7,48 persen, dan PKS 6,15 persen.

Deni menjelaskan, Partai Demokrat dan PAN menunjukkan tren positif karena kader-kader mereka ikut dalam kabinet Prabowo-Gibran, seperti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Zulkifli Hasan (Zulhas), yang dianggap publik mampu mengartikulasikan program pemerintah dengan efektif. Sebaliknya, PKB, Nasdem, dan PKS mengalami penurunan tren elektoral.

“Keterlibatan partai dalam pemerintahan yang dianggap berhasil justru meningkatkan kepercayaan publik terhadap partai tersebut, sementara partai yang berada di luar pemerintahan cenderung kehilangan momentum,” ujarnya.

Menariknya, survei PRI juga mencatat kenaikan signifikan pada partai non-parlemen. PSI mengalami peningkatan elektabilitas dari 2,81 persen pada 2024 menjadi 4,25 persen di Oktober 2025. Sebaliknya, PPP justru mengalami penurunan tajam dari 3,87 persen menjadi 1,85 persen.

Deni menilai pergeseran ini menunjukkan munculnya orientasi politik baru di kalangan pemilih muda. “Generasi muda tampak semakin berani memilih partai yang mereka nilai modern, transparan, dan terbuka terhadap gagasan baru,” tambahnya.

Lebih jauh, Deni menyebut bahwa apabila pemilu digelar hari ini, Partai Gerindra akan memimpin perolehan suara nasional, bersaing ketat dengan Golkar dan PDIP di kelompok papan atas.

“Kesolidan mesin politik Gerindra dan kepemimpinan Presiden Prabowo menjadi kombinasi kuat yang akan terus mengokohkan posisi partai ini dalam beberapa tahun ke depan,” kata Deni meyakini.

Survei PRI ini dilaksanakan pada 10–20 Oktober 2025 dengan metode simple random sampling. Responden berjumlah 1.200 orang, seluruhnya warga negara Indonesia berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah, dan tersebar proporsional di 38 provinsi. Survei memiliki margin of error ±2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

“Data ini kami susun sebagai cermin objektif untuk melihat arah kepercayaan publik terhadap satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran, sekaligus membaca dinamika politik nasional menjelang periode konsolidasi berikutnya,” pungkas Deni Yusup. {golkarpedia}