Kupang, rakyat menilai – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, mengeluarkan kebijakan tegas: air minum kemasan yang masuk ke Kantor Gubernur harus produk asli NTT! Langkah ini bukan sekadar kebijakan administratif, tetapi bagian dari upaya besar mendorong hilirisasi dan memperkuat ekonomi daerah.
“Saya pikir kita akan mulai agar pertumbuhan ekonomi semakin membaik,” tegas Gubernur Melki dalam seminar yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) NTT, Senin (24/3/2025).
Sebagai Ketua DPD I Partai Golkar NTT, Melki memahami pentingnya kebijakan yang berpihak pada produk lokal. Ia menekankan bahwa ada 7 hingga 8 produk air minum kemasan yang diproduksi anak-anak asli NTT, dan menurutnya, sudah saatnya produk-produk ini mendapatkan tempat lebih luas—terutama di pusat pemerintahan.
“Air kemasan yang masuk ke ruangan Gubernur harus dimulai dengan produk air kemasan milik anak-anak NTT,” ujarnya dengan nada optimistis.
Langkah ini bukan hanya simbolis. Gubernur Melki berkomitmen memperluas pasar bagi produk lokal dengan meningkatkan kualitasnya agar mampu bersaing di tingkat nasional. “Kalau kualitasnya bagus, produk kita bisa didorong untuk masuk ke jaringan ritel besar seperti Alfamart dan Indomaret,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua PWI NTT, Hilarius Jahang, mengingatkan pentingnya peran pers dalam mengawal kebijakan ekonomi daerah. Ia juga menyoroti bahwa masih banyak pemberitaan di NTT yang belum sepenuhnya sesuai kode etik jurnalistik. “PWI tidak berhenti untuk meningkatkan kompetensi wartawan,” ungkapnya.
Seminar bertajuk “Membedah dan Mengawal Visi Ekonomi Kepala Daerah di NTT” ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari Bank Indonesia, akademisi, serta pejabat Pemkot Kupang.
Langkah Gubernur Melki Laka Lena ini semakin menegaskan komitmennya dalam membangun ekonomi berbasis daerah. Dengan kebijakan ini, bukan hanya kantor gubernur yang berubah, tetapi juga mentalitas baru dalam mendukung produk lokal—sesuatu yang selama ini sering diabaikan.
Sumber: golkarpedia







