Menu

Mode Gelap
Meutya Hafid Dukung Percepatan Penyelesaian RUU Penyiaran Hadapi Tantangan Digitalisasi Radio Terkait Isu Penerbitan Perppu MD3, Lodewijk Paulus Enggan Berspekulasi Jelang Pendaftaran Calon Kepala Daerah, Partai Golkar Bantul Gelar Rapat Konsolidasi Airlangga Hartarto Berduka Atas ‘Tewasnya’ Ismail Haniyeh, Minta Jangan Ada Lagi ‘Pembunuhan Politik’ Ingin Punya Pusat Penelitian Baterai EV di Morowali, Menko Luhut Kirim Mahasiswa Ke Tiongkok

Menteri · 12 Oct 2024 09:30 WIB ·

Menko Airlangga Hartarto Serukan ASEAN Kompak Melawan Aturan EUDR Yang ‘Diskriminatif’


 Menko Airlangga Hartarto Serukan ASEAN Kompak Melawan Aturan EUDR Yang ‘Diskriminatif’ Perbesar

Laos, rakyat menilai — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto, mengajak seluruh negara anggota ASEAN untuk bersikap kompak dalam merespon kebijakan keberlanjutan global yang dianggap diskriminatif. Hal tersebut diungkapkan dalam kunjungan kerjanya untuk menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN ke-24 di Laos pada Senin (7/10/2024) lalu.

Pertemuan tersebut membawa agenda keberlanjutan sebagai isu pentingnya. Adapun salah satu fokus utama yang digaris bawahi adalah dampak penerapan regulasi deforestasi Uni Eropa (EUDR) yang dinilai dapat mengganggu produksi manufaktur dan memperlambat perdagangan produk berbasis kayu, tanaman, serta perkebunan. Dia menegaskan bahwa Indonesia berupaya untuk membangun jaringan serta menggalang dukungan untuk menghadapi kebijakan tersebut.

Untuk diketahui, pada awalnya EUDR direncanakan berlaku pada akhir Desember 2024 dan kini diundur hingga tahun 2026 mendatang. Indonesia dan Malaysia menyampaikan keberatannya terkait penggunaan data yang dianggap tidak relevan dengan kondisi factual hutan di wilayah ASEAN.

Sehingga, kedua negara tersebut mengusulkan Gugus Tugas bersama Uni Eropa untuk berbagi data geospasial sebagai dasar aturan EUDR. Tak hanya itu, sejumlah negara lain, selain ASEAN, termasuk di antaranya Jerman dan Amerika Serikat, menyatakan ketidaksetujuannya terhadap regulasi tersebut.

ASEAN juga telah menyusun lima agenda keberlanjutan prioritas selain menghadapi isu EUDR. Agenda tersebut misalnya Kerangka Ekonomi Sirkuler, operasionalisasi strategi netralitas karbon, pedoman investasi keberlanjutan, dan pelaksanaan Kerangka Ekonomi Biru.

“Pada kesempataan ini saya mengajak semua negara anggota ASEAN untuk kompak dan proaktif dalam merespons kebijakan keberlanjutan yang diskriminatif seperti EUDR, pasalnya, hal ini berdampak negatif pada perekonomian dan kehidupan masyarakat banyak,” ucap Airlangga dalam keterangan resminya, Kamis (10/10/2024), dikutip dari Warta Ekonomi.

Tak hanya itu, dirinya juga mendorong langkah bersama ASEAN untuk memperkuat posisi strategis melalui dialog dengan berbagai mitra penting terkait.

Dia menegaskan bahwa implementasi agenda keberlanjutan ASEAN harus dilakukan secara pragmatis. Caranya adalah dengan melibatkan semua pihak dalam upaya meningkatkan kapasitas dan kemampuan terkait isu keberlanjutan.

Adapun pertemuan ke-24 AECC tersebut dipimpin oleh Menteri Industri dan Perdagangan Laos dengan dihadiri oleh delapan menteri dan dua perwakilan menteri dari negara anggota, salah satunya adalah dari Timor Leste.

Sementara itu, Indonesia yang diwakili Airlangga Hartanto juga didampingi oleh beberapa pejabat lainnya. Di antaranya adalah Sesmenko Perekonomian, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, dan perwakilan dari Kementerian Perdagangan.

Artikel ini telah tayang di golkarpedia.com

Artikel ini telah dibaca 53 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Mudik Lebih Hemat! Meutya Hafid Pastikan Diskon Internet 50% dan Jaringan Stabil: “Pemudik Harus Nyaman”

25 March 2025 - 21:16 WIB

Menteri Bahlil Bongkar Mafia Gas Melon: ‘Mereka Tak Mau Rakyat Dapat Harga Murah!’

12 March 2025 - 19:50 WIB

656 Hektar SHGB di Laut Sidoarjo Berakhir! Nusron Wahid: “Tahun Depan Tak Kami Perpanjang!”

11 March 2025 - 08:45 WIB

Menteri Nusron Wahid Geram! Perusahaan Sawit Kuasai 2.000 Hektare di Luar HGU, Harus Ditindak!

10 March 2025 - 21:14 WIB

Kilang Minyak Terbesar Segera Dibangun! Menteri Bahlil: ‘Hemat USD 16,7 Miliar, Investasi Capai USD 12,5 Miliar!’

8 March 2025 - 18:35 WIB

Nusron Wahid Tegas! 3,7 Juta Hektar Lahan Sawit Bermasalah Diambil Negara: “Sudah Ada 1,1 Juta Hektar Ditertibkan!”

24 February 2025 - 07:45 WIB

Trending di Menteri