Menteri Bahlil Lahadalia Bongkar Dugaan Permainan Impor BBM: “Demi Allah, Ini By Design!”

Menteri Bahlil Lahadalia curiga ada skenario sistematis yang sengaja membuat Indonesia bergantung pada impor BBM. Ia bahkan mengaku sudah pegang bukti, tapi hanya untuk kalangan terbatas. "Hampir 20.000 sumur kita dibiarkan tidak produktif, apa ini kebetulan?"

Menteri221 Views

Jakarta, rakyat menilai — Pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, kembali mengguncang publik. Kali ini, Ketua Umum Partai Golkar itu secara terbuka menyampaikan kecurigaan serius soal adanya oknum pejabat dan pengusaha yang bermain di balik ketergantungan Indonesia terhadap impor Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya dari Singapura.

Tanpa tedeng aling-aling, Bahlil menyebut bahwa praktik impor BBM itu tidak terjadi secara alami. Ia menegaskan, ada skenario yang didesain secara sistematis untuk menguntungkan segelintir pihak.

“Tapi saya ingin mengatakan bahwa ini by design, ini by design,” ujar Bahlil dalam acara Energi Mineral Forum di Kempinski Hotel Jakarta, yang disiarkan secara live dan dikutip pada Sabtu (31/5/2025).

Tak berhenti di situ, Bahlil juga mengaku memiliki bukti kuat atas dugaan ini. Namun, ia menyatakan data tersebut belum akan dibuka ke publik untuk saat ini.

“Menurut saya hanya orang-orang yang tidak berpikir jauh yang mengatakan ini tidak by design. Dan saya sudah dapat membuktikan itu, tapi datanya khusus untuk kami saja,” tegasnya.

Pernyataan ini tentu saja bukan isapan jempol. Bahlil mengaitkannya dengan penurunan tajam produksi minyak dalam negeri sejak runtuhnya Orde Baru. Ia menyoroti bagaimana pada masa 1996–1997, lifting minyak Indonesia sempat mencapai 1,5–1,6 juta barel per hari, sementara konsumsi domestik hanya 500 ribu barel.

“Kita ekspor waktu itu 1.000.000–1.600.000 barel per day. Hebat sekali waktu itu negara. Dan pendapatan negara kita, 40–45 persen itu hasil daripada migas waktu itu,” kenangnya.

Namun sejak krisis 1998 dan kejatuhan Presiden Soeharto, tren lifting minyak terus merosot hingga Indonesia berubah status menjadi negara pengimpor.

Dari fakta ini, Bahlil mempertanyakan: apakah penurunan itu terjadi secara alamiah atau memang sengaja dibiarkan turun untuk membuka keran impor sebesar-besarnya?

“Pertanyaan berikutnya adalah, apa dengan penurunan lifting itu apakah memang kita sudah enggak punya sumber daya alam atau masih ada? Atau ini sengaja diturunkan agar impor terus?” beber Bahlil, penuh tekanan.

Sebagai Ketua Umum Partai Golkar dan pembantu Presiden Prabowo di kabinet, Bahlil merasa bertanggung jawab untuk menyuarakan fakta ini. Ia bahkan mengucapkan sumpah dalam pernyataannya.

“Bapak, Ibu semua, saya jujur mengatakan, demi Allah, menurut saya ini ada unsur kesengajaan, by design,” ujarnya dengan nada serius.

Bahlil juga menyodorkan data lapangan yang memperkuat kecurigaannya. Saat ini, Indonesia memiliki sekitar 40 ribu sumur minyak. Namun, hanya 20 ribu di antaranya yang masih aktif. Sementara sisanya tidak lagi produktif.

“Apa iya kita tidak mampu tingkatkan lifting? Atau memang dibiarkan? Ini yang sedang kita telusuri,” kata Bahlil.

Pernyataan ini menambah panjang sikap kritis Bahlil terhadap tata kelola energi nasional. Di bawah kepemimpinannya di Kementerian ESDM, ia bertekad membongkar praktik-praktik yang merugikan negara dan memperjuangkan kedaulatan energi.

sumber: golkarpedia.com