Semarang, rakyatmenilai.com – Pemerintah terus berupaya menggenjot pembangunan ekonomi dari level paling bawah, yakni desa. Salah satu inisiatif yang digalakkan adalah pengembangan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih. Dalam upaya mempercepat geliat ekonomi perdesaan, Menteri Wihaji, secara khusus meminta peran aktif mahasiswa.
Menteri Wihaji menyoroti Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) di Semarang, Jawa Tengah, sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi yang memiliki potensi besar. Ia meminta agar mahasiswa Unwahas dapat turun langsung dan membantu mengembangkan model koperasi berbasis komunitas ini di desa-desa.
Permintaan ini bukan tanpa alasan. Menteri Wihaji memiliki visi kuat bahwa pembangunan ekonomi desa yang mandiri dan sejahtera harus digerakkan dari dalam, dengan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat, termasuk kaum intelektual muda.
Kopdes Merah Putih sendiri merupakan sebuah model koperasi yang dirancang khusus untuk menggerakkan ekonomi berbasis komunitas di perdesaan. Tujuannya mulia, yakni menciptakan kemandirian ekonomi dan kesejahteraan bagi warga desa.
Fokus utamanya adalah pada penguatan potensi lokal dan pemberdayaan masyarakat desa agar mampu mengelola sumber daya mereka secara optimal demi keuntungan bersama. Ini adalah pendekatan bottom-up yang diyakini efektif.
Menteri Wihaji dengan tegas menyatakan bahwa inisiatif Kopdes Merah Putih ini jauh dari nuansa politik. Baginya, gerakan ini murni merupakan upaya ekonomi yang berorientasi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat di tingkat desa.
“Jadi ini bukan tentang politik tapi bagaimana mensejahterakan masyarakat,” ujar Wihaji, sebagaimana dilansir detik.com. Pernyataan lugas ini menegaskan komitmennya pada aspek kesejahteraan rakyat tanpa dibumbui kepentingan lain.
Peran mahasiswa, menurut Menteri Wihaji, sangat vital dalam pengembangan Kopdes Merah Putih ini. Kaum muda intelektual dinilai memiliki pengetahuan yang relevan, inovasi segar, dan tentu saja, literasi digital yang tinggi, sebuah modal berharga di era modern.
“Mahasiswa jangan cuma pintar di kampus saja, harus juga pintar di desa. Mahasiswa harus bermanfaat untuk masyarakat,” ujar Wihaji.
“Mahasiswa jangan cuma pintar di kampus saja, harus juga pintar di desa. Mahasiswa harus bermanfaat untuk masyarakat,” tegas Wihaji, dalam kutipan lain dari detik.com, menyerukan agar mahasiswa tidak hanya bergelut dengan teori, melainkan juga mengaplikasikan ilmunya untuk kemaslahatan publik.
Kopdes Merah Putih ini diharapkan dapat menjadi solusi konkret bagi berbagai tantangan ekonomi yang kerap dihadapi desa. Masalah klasik seperti minimnya modal, sulitnya akses pasar, hingga kurangnya keterampilan manajerial seringkali menghambat potensi desa.
Melalui koperasi, warga desa bisa bersinergi, mengumpulkan modal secara kolektif, dan membuka akses pasar yang lebih luas untuk produk-produk lokal mereka. Pelatihan manajemen juga akan menjadi bagian integral dari program ini.
Sebagai tokoh dari Partai Golkar, Menteri Wihaji menunjukkan komitmen partainya terhadap pembangunan yang merata dan berkelanjutan dari akar rumput. Ini adalah bagian dari visi besar untuk menciptakan Indonesia yang lebih kuat dari desa.
Sinergi antara pemerintah, masyarakat desa, dan akademisi melalui mahasiswa diharapkan mampu menjadi kekuatan pendorong. Kolaborasi ini akan memastikan bahwa setiap potensi di desa dapat dioptimalkan, mengurangi kesenjangan ekonomi.
Dengan demikian, harapannya adalah Kopdes Merah Putih bukan hanya menjadi program sesaat, melainkan sebuah gerakan berkelanjutan yang mampu menciptakan desa-desa yang berdikari, sejahtera, dan menjadi tulang punggung kekuatan ekonomi nasional.







