Merah Putih Diganti Bendera Bajak Laut? Arif Fathoni: Kita Bukan Negara Kartun!

Ketua Golkar Surabaya Tegaskan: Simbol Kemerdekaan Bukan untuk Dipermainkan di Bulan Agustus

Daerah, Parlemen304 Views

Surabaya, RakyatMenilai.comSurabaya dikejutkan oleh kemunculan bendera bertema bajak laut One Piece yang dikibarkan menggantikan posisi Merah Putih di sejumlah titik. Menjelang Hari Kemerdekaan, pemandangan ini langsung memantik keprihatinan Ketua DPD Partai Golkar Kota Surabaya, Arif Fathoni, yang menilai peristiwa ini sebagai bentuk kemunduran dalam kesadaran kebangsaan.

Baginya, ini bukan sekadar soal estetika atau hiburan. Ini tentang kesadaran kebangsaan yang makin memudar, justru di tengah momen sakral bulan Agustus yang seharusnya menjadi titik tertinggi penghormatan kepada para pahlawan.

“Saya menyesalkan maraknya pengibaran bendera bertema bajak laut One Piece yang menggantikan posisi bendera Merah Putih di sejumlah lokasi,” ujarnya dengan nada tegas.

Fathoni, yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Surabaya, menilai tren tersebut sebagai bentuk kemunduran dalam cara kita memahami simbol negara. Menurutnya, mengibarkan bendera bukan sekadar rutinitas tahunan, tapi bentuk penghormatan terhadap kemerdekaan yang diperjuangkan dengan darah dan air mata.

“Pemasangan bendera Merah Putih merupakan ungkapan rasa syukur kita karena kita telah menjadi negara yang berdaulat. Ini juga pesan tegas bahwa bangsa Indonesia menentang segala bentuk penjajahan,” lanjut Fathoni.

Ia menekankan bahwa menghias kantor, lingkungan, atau ruang publik di bulan kemerdekaan bukanlah seremoni kosong. Justru sebaliknya, itu adalah momen menegaskan identitas bangsa dan semangat nasionalisme yang harus diwariskan dari generasi ke generasi.

Bagi politisi Partai Golkar ini, tak ada kompromi soal penghormatan kepada simbol negara. Ia menyayangkan jika semangat kreatif justru menabrak batas etika kebangsaan, apalagi sampai menggantikan bendera Merah Putih dengan tokoh-tokoh fiksi dari budaya populer luar negeri.

“Kita ini bangsa besar. Sudah saatnya generasi muda paham bahwa Merah Putih bukan sekadar kain dua warna. Ia adalah simbol perjuangan, simbol harga diri,” katanya lagi.

Fenomena yang awalnya dianggap lucu-lucuan itu, menurut Fathoni, harus dikoreksi. Apalagi jika dilakukan di institusi publik atau lingkungan yang seharusnya menjadi contoh.

“Kreatif boleh, tapi jangan sampai kebablasan dan melukai nilai-nilai kebangsaan,” ujarnya.

Ia mengajak semua elemen masyarakat, terutama anak-anak muda dan penyelenggara lingkungan, untuk kembali meneguhkan semangat nasionalisme yang benar. Menurutnya, menghias kampung dengan nuansa kemerdekaan tidak harus selalu kaku, tapi harus tetap menghormati simbol-simbol negara.

“Boleh mengangkat budaya populer, tapi jangan sampai menggeser simbol nasional. Kalau ini dibiarkan, lama-lama bisa jadi kebiasaan buruk yang dianggap wajar,” tegasnya.

DPD Partai Golkar Surabaya, di bawah kepemimpinan Fathoni, menyatakan siap menjadi pelopor edukasi publik tentang pentingnya simbol kebangsaan. Ia bahkan mengaku akan mengusulkan adanya gerakan edukatif untuk mengingatkan makna bendera Merah Putih dalam kehidupan berbangsa.

Dengan gaya bicara yang khas, Fathoni menutup keterangannya dengan pesan keras namun elegan. “Mengibarkan Merah Putih itu bukan basa-basi. Itu adalah janji dan peringatan bahwa bangsa ini tak akan tunduk pada bentuk penjajahan baru, bahkan dalam bentuk budaya.”

 

Sumber: beritajatim