Menu

Mode Gelap
Meutya Hafid Dukung Percepatan Penyelesaian RUU Penyiaran Hadapi Tantangan Digitalisasi Radio Terkait Isu Penerbitan Perppu MD3, Lodewijk Paulus Enggan Berspekulasi Jelang Pendaftaran Calon Kepala Daerah, Partai Golkar Bantul Gelar Rapat Konsolidasi Airlangga Hartarto Berduka Atas ‘Tewasnya’ Ismail Haniyeh, Minta Jangan Ada Lagi ‘Pembunuhan Politik’ Ingin Punya Pusat Penelitian Baterai EV di Morowali, Menko Luhut Kirim Mahasiswa Ke Tiongkok

Parlemen · 5 May 2024 21:00 WIB ·

Nurul Arifin: Biaya Internet Mahal dan Belum Merata Jadi Hambatan Transformasi Digital Di Indonesia


 Nurul Arifin: Biaya Internet Mahal dan Belum Merata Jadi Hambatan Transformasi Digital Di Indonesia Perbesar

Jakarta, Rakyat Menilai — Anggota Komisi I DPR RI Nurul Arifin menyampaikan Indonesia memiliki potensi digital yang besar karena banyaknya jumlah penduduk dan banyaknya penduduk yang menggunakan internet.

Namun data World Digital Competitiveness Ranking menunjukkan transformasi digital di Indonesia masih berada di posisi 45 dari 64 negara.

“Meski pun ada perbaikan transformasi digital, Indonesia masih perlu berjuang untuk meningkatkan dan mengakselerasi transformasi digital tersebut,” kata Anggota Komisi I DPR RI Nurul Arifin dalam Webinar Aptika Kominfo, Kamis (2/5/2024).

“Beberapa tantangan transformasi digital yang masih harus Indonesia hadapi adalah, Infrastruktur belum merata. Hal ini dilihat dari masih banyak desa/keluarahan, rumah sakit dan sektor pendidikan di Indonesia yang belum tercakup layanan internet 4G atau belum terkoneksi internet,” sambung legislator Golkar ini.

Hal lain yang menjadi tantangan transformasi digital, menurut Nurul Arifin yakni, biaya internet yang masih mahal.

Berdasarkan survey yang dilakukan terhadap 13 negara di Asia Tenggara, Indonesia menempati posisi negara ke 5. Mahalnya biaya internet dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti infrastruktur, kondisi geografi dan lain sebagainya. Begitu juga belum memadainya SDM.

Riset Bank Dunia dan McKinsey menunjukkan Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital pada 2030, atau setara dengan 600 ribu orang per tahun. Namun, perguruan tinggi hanya mampu memberikan sekitar 100 – 200 ribu talenta digital per tahun.

Berikutnya yakni Literasi masyarakat yang masih terbatas. Kemampuan masyarakat Indonesia menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan efektif masih terbatas dan masuk kategori rendah.

Hal ini terjadi karena kurangnya akses ke perangkat teknologi dan kurangnya kesempatan untuk mendapatkan pendidikan teknologi.

“Dalam menghadapi transformasi digital, Industri membutuhkan talenta digital seperti Data scientist, Cyber security, Cloud computing dan Artificial intelligence,” ucap Nurul Arifin.

Dengan mengambil peran dan mempelajari kemampuan tersebut dapat meningkatkan talenta digital Indonesia dan memperluas kesempatan kerja.

Untuk itu diperlukan pembangunan secara masif dan kolaborasi dari semua pihak dalam mengatasi tantangan dan mencapai potensi digital tersebut.

Pemerintah telah melakukan transformasi digital dalam berbagai macam sektor prioritas, seperti bisnis, pendidikan, kesehatan, diskusi dan lain-lain. {golkarpedia.com}

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Kementan Anggarkan Rp26,9 Triliun Untuk Cetak 1 Juta Hektare Sawah Tahun 2025, Hanan Rozak: Apakah Ini Rasional?

8 September 2024 - 16:52 WIB

Bertemu Meutya Hafid, Dubes Selandia Baru Tekankan Akui Kedaulatan Indonesia Atas Papua

6 September 2024 - 07:24 WIB

Antisipasi Kotak Kosong Menang, Ahmad Doli Kurnia Usulkan Pilkada Ulang ‘Disegerakan’

4 September 2024 - 10:59 WIB

Bertemu Haji Isam Sekjen Partai Golkar Sarmuji Perkenalkan Bobby Rizaldi Sebagai Calon Anggota BPK

3 September 2024 - 22:14 WIB

Ahmad Doli Kurnia Sebut MK Melampaui Batas Kewenangannya, Pembuat Undang-Undang Hanya Ada Dua

2 September 2024 - 09:53 WIB

Buntut Polemik Paskibraka, Ahmad Doli Kurna Minta Kepala BPIP Mundur Jika Enggan Raker Dengan Komisi II

27 August 2024 - 21:41 WIB

Trending di Parlemen