PRABOWO–BAHLIL RESMIKAN INDUSTRI BATERAI TERBESAR SE-ASIA TENGGARA: NIKEL TAK LAGI DIKIRIM MENTAH

35.000 Lapangan Kerja dan Hilirisasi Berkeadilan Dimulai dari Karawang

Menteri200 Views

“Sesuai arahan Bapak Presiden, hilirisasi harus berkeadilan, berkelanjutan, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.” – Bahlil Lahadalia (@bahlillahadalia)

Karawang, rakyatmenilai.com– Presiden RI Prabowo Subianto, didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, resmi memulai pembangunan ekosistem industri baterai listrik berbasis nikel terintegrasi pertama di dunia. Proyek raksasa ini berlokasi di Karawang, Jawa Barat, dan dikelola oleh konsorsium ANTAM–Indonesia Battery Corporation (IBC)–Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CBL), dengan nilai investasi mencapai USD 5,9 miliar.

Proyek ini dinobatkan sebagai yang terbesar di Asia Tenggara dan akan menyerap lebih dari 35.000 tenaga kerja, baik langsung maupun tidak langsung. Kehadiran Presiden Prabowo menjadi penanda keseriusan pemerintah dalam menempatkan hilirisasi sebagai ujung tombak transformasi ekonomi Indonesia.

Dalam cuitannya di akun X resminya, Bahlil menegaskan bahwa proyek ini akan membawa manfaat besar bagi bangsa. “Proyek ini akan mendorong hilirisasi, membuka lapangan kerja, dan membawa manfaat besar bagi bangsa,” tulis Bahlil.

Lebih dari sekadar investasi, kehadiran industri baterai listrik ini merupakan bukti bahwa Indonesia sedang mengukuhkan posisinya sebagai pemain global dalam rantai pasok kendaraan listrik dan energi terbarukan. Pusat industri Karawang dipilih karena akses infrastruktur, kedekatan dengan pelabuhan, dan potensi menjadi zona ekonomi hijau.

“Proyek ini akan mendorong hilirisasi, membuka lapangan kerja, dan membawa manfaat besar bagi bangsa.” – Bahlil Lahadalia (@bahlillahadalia)

Presiden Prabowo menegaskan bahwa hilirisasi nasional bukan hanya sekadar meningkatkan nilai tambah, tapi juga soal keberlanjutan dan keadilan. Arahan ini langsung direspons oleh Menteri Bahlil dengan memastikan bahwa pengusaha daerah dan pemerintah daerah ikut merasakan manfaat dari proyek ini.

Kementerian ESDM juga mencatat bahwa proyek ini melibatkan 99 persen tenaga kerja lokal. “Ini adalah bukti nyata bahwa hilirisasi tidak hanya menguntungkan investor besar, tapi juga rakyat Indonesia,” ujar Bahlil dalam pernyataan terpisah.

Proyek ini juga merupakan bagian dari target jangka panjang Indonesia untuk menjadi salah satu produsen utama baterai kendaraan listrik di dunia. Selain menyasar pasar dalam negeri, proyek Karawang diproyeksikan akan menembus pasar ekspor dengan daya saing global.

Melalui sinergi antara pemerintah pusat, BUMN, dan mitra internasional, Indonesia kini melangkah pasti menuju kemandirian energi dan industri berkelanjutan. Dengan pondasi hilirisasi yang kuat, era baru industri nasional pun resmi dimulai dari Karawang.

Related Posts

Don't Miss