Jakarta, Rakyat Menilai — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjawab kritik pemerintahannya yang jarang menaikan gaji TNI-Polri dibanding era sebelumnya. Menurutnya hal itu disebabkan faktor ekonomi.
“Stimulus fiskal kita, situasi ekonomi kan berbeda-beda, Kita memutuskan menaikkan dan tidak pasti dengan pertimbangan matang,” kata Jokowi usai peresmian jalan Tol Pamulang-Cinere-Raya Bogor, Kota Depok, Senin (8/1/2024).
Menurutnya keputusan untuk meningkatkan gaji perlu pertimbangn yang matang, melihat kondisi fiskal negara. Sementara pada masa pemerintahan dirinya keuangan negara tertekan adanya situasi pandemi Covid – 19, perang dagang, hingga permasalahan geopolitik.
“Kalau fiskal kita dalam posisi tertekan dengan eksternal seperti covid, perang dagang, kemudian geopolitik yang tidak memungkinkan ya tidak mungkin kita lakukan semua dengan pertimbangan dan kalkulasi yang matang,” kata Jokowi.
Sebelumnya dalam Debat Capres Ketiga, Minggu, calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan mengkritik kesejahteraan prajurit TNI yang minim di era Jokowi.
Menurutnya, tunjangan kinerja atau tukin yang diberikan pemerintah kepada para tentara pembela Tanah Air itu hanya cair 80%. Padahal tukin Kementerian Keuangan dan Kementerian PUPR naik terus.
Terkait dengan gaji TNI, dia pun mengatakan, pada masa pemerintahan SBY, ASN naik gaji sebanyak sembilan kali pada dua periode pemerintahannya. Sementara itu, selama 10 tahun Jokowi menjabat hanya tiga kali gaji ASN naik.
“Pada era SBY kenaikan gaji sembilan kali, selama era ini naik gaji hanya tiga kali naik lagi tahun depan, mungkin karena mau pemilu,” sebut Anies.
Artikel ini telah tayang di CNBCIndonesia(dot)com, Klik untuk baca!