GORONTALO – Di tengah derasnya gelombang isu yang mencoba mengguncang nama besar Bahlil Lahadalia, suara pembelaan datang lantang dari tanah timur Indonesia. Opan Kidamu, Ketua PD Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Bone Bolango, Gorontalo, pasang badan membela Ketua Umum DPP Partai Golkar yang kini juga menjabat sebagai Menteri ESDM tersebut.
Dengan suara tegas, Opan menyuarakan kebenaran dan menolak narasi fitnah yang dinilai tidak adil dan tendensius.
“Kami menolak mentah-mentah narasi yang coba menyudutkan Ketum Bahlil terkait pemberian izin PT. GAG. Fakta hukumnya jelas, izin tersebut telah diterbitkan sejak tahun 2017, saat beliau masih menjadi Ketua Umum BPP HIPMI dan belum menjabat menteri,” tegas Opan.
Narasi Lama Didaur Ulang, Bahlil Kembali Jadi Sasaran
Menurut Opan, terlalu jauh jika Bahlil Lahadalia terus-menerus dikaitkan dengan persoalan lama yang telah terjadi jauh sebelum ia memiliki kuasa sebagai pejabat negara. Ia menilai serangan terhadap Ketum Partai Golkar itu lebih mirip agenda terselubung yang bertujuan melemahkan pemimpin muda potensial yang tengah bekerja keras untuk negeri.
“Bagi kami di AMPG Bone Bolango, Ketum Bahlil adalah seperti pohon beringin—kokoh di tengah badai, tetap menaungi dan memberi kesejukan,” katanya penuh makna.
Bahlil: Simbol Kepemimpinan Timur yang Sejuk dan Santun
Opan juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas sikap dan gaya kepemimpinan Bahlil dalam menghadapi berbagai dinamika. Bukan dengan marah-marah atau membalas serangan, Bahlil justru menunjukkan ketenangan dan keberanian dengan turun langsung ke lapangan, membuka ruang dialog, dan menyampaikan penjelasan dengan kepala dingin.
“Ketum Bahlil tidak hanya menjawab kritik dengan argumen, tapi juga dengan tindakan. Beliau turun langsung, menyentuh akar masalah. Ini pemimpin sejati,” ujarnya.
Tegak Lurus Bersama Ketum
Sebagai kader muda Partai Golkar, Opan memastikan bahwa ia dan jajarannya akan tetap teguh dan berdiri bersama Ketua Umum mereka. Ia percaya bahwa Indonesia hari ini sangat membutuhkan pemimpin seperti Bahlil—jujur, santun, dan berorientasi pada kemajuan daerah serta keadilan sosial.
“Kami percaya, kepemimpinan yang jujur, santun, dan progresif seperti Bahlil sangat dibutuhkan Indonesia hari ini,” pungkas Opan dengan penuh keyakinan.
sumber: golkarpedia
