Dewi Yustisiana Soroti Proyek EV di PT IBC: ‘Tiga Tahun Berjalan, Jangan Cuma Wacana!’

Parlemen209 Views

Senayan, rakyat menilai —Pengembangan kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) di Indonesia terus menjadi sorotan. Program strategis ini diharapkan tidak hanya menjadi konsep indah di atas kertas, tetapi benar-benar terwujud dan memberi dampak nyata bagi ekonomi nasional.

Anggota Komisi VII DPR RI, Dewi Yustisiana, menegaskan bahwa Fraksi Golkar di DPR mendukung penuh program hilirisasi yang menjadi prioritas utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Namun, ia mengingatkan agar eksekusi program ini tidak berlarut-larut.

“Ini menjadi fokus utama kami, terutama yang berkaitan dengan hilirisasi. Kami ingin ini segera terwujud!” ujar Dewi, Rabu (19/2/2025), dikutip dari Rakyat Merdeka.

PT IBC Disorot: 5 Proyek EV Masih Jalan di Tempat!

Dewi secara khusus menyoroti kinerja PT Indonesia Battery Corporation (IBC), perusahaan BUMN yang bertanggung jawab atas pengembangan industri EV. Menurutnya, hingga saat ini, progres pengembangan lima proyek besar EV yang dikelola IBC masih jauh dari harapan.

Lima proyek tersebut adalah Project Titan, Omega, Dragon, BAAS (Battery As A Service), dan BESS (Battery Energy Storage System). Namun, Dewi mengungkapkan bahwa proyek-proyek ini masih berkutat dalam tahap perencanaan tanpa kejelasan eksekusi.

“Proyek Omega saja masih sebatas pembahasan visibility study! Dragon baru tahap awal menuju Final Investment Decision (FID). BAAS dan BESS? Gak ada kabarnya!” tegas politisi muda Fraksi Golkar itu.

Dewi menilai, seharusnya ketika PT IBC membuat visibility study, sudah ada target penyelesaian yang jelas, termasuk persetujuan dari empat pemilik saham PT IBC—PT Pertamina, PT Inalum, PT PLN, dan PT Antam.

“Di dalam visibility study itu harus disebutkan ekspektasi keuntungan, kapan bisa balik modal, dan kapan bisa menghasilkan profit. Tapi sekarang? Tiga tahun sudah berjalan, semua proyek masih on going, masih jauh dari operasional, apalagi menghasilkan keuntungan!” tandasnya.

EV Masih Jauh dari Nyata, Bagaimana PT IBC Bertahan Tanpa Pemasukan?

Dewi juga menyoroti bagaimana PT IBC bisa bertahan tanpa pemasukan yang jelas. Menurutnya, dari lima proyek yang ada, sebagian baru bisa beroperasi pada tahun 2027 dan bahkan 2031!

“Artinya, sampai proyek-proyek ini menghasilkan keuntungan pun masih jalan panjang dan berliku-liku! Bagaimana PT IBC bertahan?” ujarnya heran.

Ia menegaskan, Fraksi Golkar sangat serius dalam mendukung hilirisasi. Karena itu, ia menuntut agar proyek seperti IBC tidak sekadar menjadi wacana, tetapi benar-benar dapat dieksekusi dan memberikan keuntungan nyata.

“Kami sangat konsen terhadap hilirisasi. Harapannya, apa pun yang sudah berjalan seperti IBC ini, jangan hanya good on paper, tapi benar-benar bisa executable dan profitable!” tegasnya.

Totok Daryanto: SDM Jadi Tantangan, RI Harus Belajar dari China!

Anggota Komisi VII DPR RI lainnya, Totok Daryanto, memahami bahwa pengembangan EV di Indonesia bukan perkara mudah. Menurutnya, tantangan terbesar ada pada sumber daya manusia (SDM) yang belum sepenuhnya siap menghadapi industri baru ini.

“Kita masih berkutat di hilirisasi, sehingga belum sampai ujungnya,” kata Totok.

Ia pun menekankan pentingnya keterlibatan lembaga riset dan perguruan tinggi dalam pengembangan EV. Baginya, Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi harus dilibatkan dalam industri strategis ini agar Indonesia tidak tertinggal dari negara lain.

Totok mencontohkan China yang kini sukses mengembangkan EV dengan strategi berbeda dari negara-negara Barat. China, katanya, tidak memulai dari nol, melainkan melakukan modifikasi dan lompatan teknologi dengan SDM yang sudah siap.

“Indonesia bisa belajar dari China! Kita harus berani mengambil langkah strategis agar pengembangan EV ini tidak berlarut-larut dan akhirnya kehilangan momentum,” pungkasnya.

Sumber: golkarpedia.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *