Banten, Rakyat Menilai — Bakal calon Gubernur Banten, Airin Rachmi Diany, menegaskan bahwa kepemimpinan bukan hanya soal keturunan, tetapi juga tentang pengetahuan, kemampuan, dan kemauan keras. Hal ini disampaikan Airin untuk menanggapi tudingan dirinya sebagai bagian dari dinasti politik di Banten.
“Kepemimpinan itu bukan hanya keturunan dan kewarisan, tapi bagaimana pengetahuan, kemampuan, kecakapan, dan kerasnya kemauan sama tujuan kita, tekad kita,” ujar Airin dalam program GASPOL! KOMPAS.com.
Ia juga menegaskan perjalanan politiknya tidak semata-mata berjalan mulus hanya karena latar belakang keluarga. Menurutnya, menjadi pemimpin membutuhkan tekad yang kuat dan kegigihan dalam menghadapi tantangan.
“Kalau saya sudah belum apa-apa sudah nyerah, mungkin saya enggak duduk di sini, enggak jadi bakal calon,” lanjutnya dikutip dari Kompas.
Tudingan bahwa Airin merupakan bagian dari dinasti politik di Banten sering kali dikaitkan dengan hubungan keluarganya. Airin merupakan istri dari Tubagus Chaeri Wardana, atau Wawan, yang merupakan adik kandung Ratu Atut.
Sedangkan Ratu Atut Chosiah adalah mantan Gubernur Banten yang memimpin selama dua periode (2007–2014) sebelum tersandung kasus korupsi. Wawan dan Ratu Atut merupakan anak putra dari sang jawara Banten bernama Chasan Sochib.
Nama Chasan sudah moncer dari zaman Orde Baru. Pada 1967, Chasan sudah menjadi penyuplai kebutuhan logistik tentara Divisi Siliwangi. Setelah itu, jawara Banten ini kerap memenangi kontrak proyek pembangunan pasar dan jalan di Banten. Chasan juga ditetapkan sebagai pemimpin tak formal yang berafiliasi dengan Golkar.
Artikel ini telah tayang di golkarpedia.com