Menu

Mode Gelap
Meutya Hafid Dukung Percepatan Penyelesaian RUU Penyiaran Hadapi Tantangan Digitalisasi Radio Terkait Isu Penerbitan Perppu MD3, Lodewijk Paulus Enggan Berspekulasi Jelang Pendaftaran Calon Kepala Daerah, Partai Golkar Bantul Gelar Rapat Konsolidasi Airlangga Hartarto Berduka Atas ‘Tewasnya’ Ismail Haniyeh, Minta Jangan Ada Lagi ‘Pembunuhan Politik’ Ingin Punya Pusat Penelitian Baterai EV di Morowali, Menko Luhut Kirim Mahasiswa Ke Tiongkok

Opini · 13 May 2024 21:41 WIB ·

Sering Beratkan Orang Tua dan Tidak Ada Faedahnya, Pengamat Pendidikan: Study Tour Sekolah Harus Dilarang


 Sering Beratkan Orang Tua dan Tidak Ada Faedahnya, Pengamat Pendidikan: Study Tour Sekolah Harus Dilarang Perbesar

Rakyat Menilai, — Bus rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan saat study tour di Ciater, Subang, Jawa Barat pada Sabtu (11/5/2024). Akibatnya, 11 orang meninggal dunia dalam kejadiaan naas tersebut.

Pengamat pendidikan Ubaid Matraji meminta sekolah untuk menghapus semua kegiatan yang di luar sekolah apalagi yang memungut dana dari siswa.

Study tour atau wisuda misalnya, disebutnya tidak memiliki manfaat pada meningkatkan pendidikan dan pembelajaran.

“Intinya semua kegiatan sekolah harus berkontribusi dengan pembelajaran di sekolah.

Jangan membuat acara-acara yang tidak ada hubungannya dengan pendidikan, dengan pembelajaran, justru memperberat orangtua,” kata dia saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (12/5/2024)

Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) ini menuturkan, daripada menggelar kegiatan study tour atau wisuda dimana sering dikeluhkan memberatkan orang tua karena memungut biaya yang tidak sedikit, sekolah harusnya fokus untuk membina minat dan bakat anak semaksimal mungkin.

Mengembangkan karakter siswa dengan baik dan mempersiapkan para siswa agar jadi pribadi tangguh di tengah masyarakat.

“Jangan gelar acara foya-foya, tidak semua orang tua murid memiliki ekonomi yang bagus untuk membayar kegiatan itu. Apalagi saat siswa tidak ikut kegiatan ada diskriminasi yang dilakukan misalkan mengancam surat kelulusan tidak dikeluarkan atau bahkan menahan ijazah,” terang Ubaid.

Dengan demikian, ia mendorong agar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) mengeluarkan kebijakan melarang sekolah menyelenggarakan kegiatan study tour.

“Itu kegiatan akal-akalan sekolah dan komite sekolah, yang kemudian dikait-kaitkmkan dengan kegiatan sekolah. Kenapa harus keluar sekolah, harus keluarkan dana, orang tua sampai berhutang. Jadi sebenarnya wisuda, study tour itu tidak ada hubungannya sama pendidikan, sama pembelajaran,” kata dia.

“Kemudian ada hal-hal yang tidak disangka kita ucapkan belasungkawa, tapi tolong dinas pendidikan melarang kegiatan yang tidak ada faedahnya itu,” tambah Ubaid.

Silahkan baca artikel sumber di {tribunnews}

Artikel ini telah dibaca 20 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Robinson Napitupulu Nilai Bahlil Lahadalia Ingin Singkirkan Para Senior Partai Golkar dan Arogan Dalam Pilkada

5 September 2024 - 07:25 WIB

Prof. Henry Indraguna Sebut Rencana Revisi UU Pilkada Yang Mengabaikan Putusan MK Adalah Inkonstitusional

25 August 2024 - 07:41 WIB

Dina Hidayana Sebut Kader Harus Segera Lakukan ‘Solutogenisis’ Untuk Selamatkan Kepemimpinan Partai Golkar

14 August 2024 - 13:51 WIB

Hadapi Krisis Air, Dina Hidayana: Sudahi Keangkuhan dan Egoisme Antar Institusi Yang Merugikan Bangsa

1 June 2024 - 15:01 WIB

Bonus Demografi Jadi ‘Pedang Bermata Dua’, Dina Hidayana: Bisa Tingkatkan Pengangguran Jika ‘Gagap’ Tentukan Skala Prioritas

18 May 2024 - 13:10 WIB

Political Gastronomy vs Makan Siang Gratis, Dina Hidayana: Perlu Intervensi Pemerintah Guna Mencetak Generasi Sehat dan Berbudaya

28 April 2024 - 19:31 WIB

Trending di Opini