Bahlil Lahadalia: “Saya Tidur Pakai Pelita, Kening Hitam Setiap Pagi!” Kini Ia Bertekad Listriki 5.758 Desa!

Menteri204 Views

JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia tak kuasa menyembunyikan emosinya saat meluncurkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. Di hadapan publik, Ketua Umum Partai Golkar ini mengungkap kenangan masa kecilnya yang gelap gulita, tanpa listrik, hanya diterangi lampu pelita.

“Saya dulu ini kan adalah anak republik yang lahir tidak ada listrik. Saya lahir pakai lampu pelita, bukan di rumah sakit dan sekolah sampai SD itu tidak juga pakai listrik, penerangan didapat dari lampu pelita yang jika saya bangun pagi membuat kening saya hitam,” kenang Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Senin (26/5/2025).

Kenangan itulah yang kini mendorong Bahlil memperjuangkan Program Listrik Desa (Lisdes) 2025–2029. Dengan restu dari Presiden Prabowo Subianto, ia berkomitmen menyalakan listrik di seluruh desa yang masih terpinggirkan dari jangkauan energi nasional.

“Tugas kami lima tahun ke depan melalui Program Lisdes 2025–2029 sesuai perintah Bapak Presiden Prabowo kepada kami adalah segera menginventarisir dan membuat program terobosan dalam rangka memberikan akses listrik kepada desa-desa yang belum terlistriki,” ujar Bahlil.

Dalam program tersebut, pemerintah menargetkan elektrifikasi bagi 5.758 desa yang belum teraliri listrik, membangun pembangkit berkapasitas 394 MW, serta menyambungkan aliran listrik ke sekitar 780 ribu rumah tangga. Total investasi yang dibutuhkan tak sedikit — diperkirakan menyentuh angka Rp50 triliun.

“Upaya menyediakan akses desa belum berlistrik ini dapat menjadi peluang bagi investor untuk menanamkan investasinya bersama pemerintah untuk mewujudkan energi berkeadilan,” ungkapnya.

Bahlil menegaskan, listrik bukan sekadar layanan teknis. Bagi kader Golkar ini, listrik adalah wujud nyata pemerataan pembangunan — dari Aceh sampai Papua.

“Saya tidak ingin lagi ada anak-anak yang merasakan seperti saya dulu, merasakan ketiadaan penerangan listrik. Untuk itu, sesuai arahan Bapak Presiden agar di desa-desa yang belum ada listrik segera kita pasang, kita akan lakukan ini secara bertahap sampai tahun 2029 selesai,” tegasnya.

Program Lisdes merupakan bentuk tanggung jawab negara melalui penugasan kepada PLN dalam membangun jaringan distribusi di seluruh pelosok. Hingga akhir 2024, sudah 83.693 desa dan kelurahan yang menikmati listrik. Namun perjuangan belum selesai.

Tak hanya Lisdes, sejak 2022 hingga 2024, Kementerian ESDM juga telah menyalurkan 367.212 sambungan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) untuk rumah tangga tidak mampu, sebagai bagian dari komitmen pemerintahan Presiden Prabowo dalam mewujudkan energi berkeadilan.

 

sumber: golkarpedia