New York, RakyatMenilai.com – Sebuah jaringan perangkat elektronik ilegal skala besar yang mampu melumpuhkan menara seluler dan mengganggu panggilan darurat 911 di seluruh New York City berhasil diungkap oleh Dinas Rahasia Amerika Serikat (Secret Service). Pengungkapan ini terjadi tepat saat para pemimpin dunia, termasuk Presiden Indonesia, bersiap hadir untuk Sidang Majelis Umum PBB di Manhattan, seperti dilaporkan New York Post.
Para penyelidik menemukan tumpukan perangkat berbahaya tersebut—termasuk lebih dari 300 server SIM dan 100.000 kartu SIM—di beberapa lokasi dalam jarak 35 mil dari Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa.


Direktur Secret Service, Sean Curran, menyatakan bahwa potensi kerusakan pada telekomunikasi negara yang ditimbulkan oleh jaringan ini tidak bisa dianggap remeh.
Ancaman Bencana dan Potensi Spionase
Para pejabat AS memperingatkan, jaringan tersebut memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan telekomunikasi yang luas, termasuk membanjiri jaringan dengan hingga 30 juta pesan teks per menit. Hal ini, menurut mereka, bisa saja menimbulkan konsekuensi “bencana” bagi kota.
Matt McCool, agen khusus yang bertanggung jawab atas kantor lapangan Secret Service di New York, menjelaskan betapa berbahayanya perangkat ini. “Itu bisa meruntuhkan menara seluler, sehingga orang tidak bisa lagi berkomunikasi. Anda tidak bisa mengirim pesan teks, Anda tidak bisa menggunakan ponsel Anda,” ujarnya.
Ia menambahkan, jika digabungkan dengan suatu peristiwa lain yang terjadi di waktu Sidang Umum PBB, dampaknya bisa menjadi “bencana bagi kota”. McCool membandingkan potensi kekacauan ini dengan padamnya jaringan seluler yang terjadi pasca serangan teroris 11 September.
Meskipun belum ada bukti langsung yang mengaitkan plot ini dengan rencana untuk mengganggu Sidang PBB, para penyelidik tengah mendalami apakah jaringan ini memiliki hubungan dengan pemerintah asing atau kelompok kriminal terorganisir, termasuk kartel dan organisasi teroris.
Seorang pakar keamanan siber, Anthony Ferrante, menduga kuat adanya unsur spionase. Ia mencatat, penyiapan perangkat seperti itu membutuhkan biaya besar dan memiliki semua ciri-ciri operasi penyadapan.
Peneliti keamanan siber lainnya, James Lewis, menyebut bahwa daftar negara yang mampu melakukan operasi semacam ini sangat pendek, termasuk di antaranya Rusia, China, dan Israel.
Investigasi Berjalan dan Tidak Ada Ancaman Lanjutan
Penemuan jaringan tersembunyi ini merupakan bagian dari penyelidikan luas yang dimulai sejak musim semi, setelah adanya ancaman terkait telekomunikasi yang menargetkan pejabat senior pemerintah AS.
Meskipun demikian, para pejabat memastikan tidak ada ancaman berkelanjutan terhadap New York City saat ini. Investigasi untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab masih dalam tahap awal.
”Kami perlu melakukan forensik pada 100.000 ponsel, pada dasarnya semua panggilan telepon, semua pesan teks, apa pun yang berhubungan dengan komunikasi, untuk melihat di mana nomor-nomor itu berakhir,” pungkas Matt McCool.







