Investor Lokal Borong Saham Bumi Resources (BUMI), Investor Asing Tak Mau Ketinggalan

Berita21 Views

Jakarta, rakyat menilai — Saham emiten Grup Bakrie dan Salim, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) meloncat di awal sesi I perdagangan 11 Oktober 2024. Di sekitar pukul 09.18 WIB saham Bumi Resources (BUMI) di posisi Rp 135 atau +3,05%.

Sudah 316 juta saham BUMI ditransaksikan, frekuensi 2.961 kali, dan nilai transaksi Rp 43,06 miliar.

Saham BUMI pada perdagangan 10 Oktober kemarin juga menguat 2,34%. Sebanyak 1,23 miliar saham ditransaksikan, frekuensi 11.585 kali, dan nilai transaksi Rp 158,51 miliar.

Saham Bumi Resources – emiten Grup Bakrie dan Salim – kemarin banyak diakumulasi. Tercatat broker Ciptadana Sekuritas Asia net buy saham BUMI hingga Rp 23,3 miliar.

Saham BUMI juga diborong asing. Di mana asing mencatatkan net buy sebesar Rp 23,1 miliar.

Sementara itu, Bumi Resources (BUMI) sempat mengumumkan kepemilikan atas cadangan batu bara yang melimpah, mencapai 2,4 miliar ton. Cadangan tersebut tersebar di wilayah operasi anak usahanya, di antaranya PT Kaltim Prima Coal (KPC) yang menyumbang sebanyak 721 juta ton, dan PT Arutmin Indonesia dengan 327 juta ton.

Selain itu, BUMI juga memiliki aset di Pendopo, Sumatra Selatan, dengan cadangan sekitar 1,3 miliar ton batu bara. Dengan jumlah tersebut, Bumi Resources optimistis dapat terus memproduksi batu bara hingga 30 tahun ke depan dengan target produksi tahunan sebesar 80 juta ton.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI, Dileep Srivastava, menyatakan potensi sumber daya batu bara Bumi Resources (BUMI) saat ini mencapai 6,81 miliar ton.

“Kami akan memaksimalkan cadangan ini untuk mendukung pendapatan dan laba bersih jangka panjang,” jelas dia dalam keterangan tertulis, sebagaimana telah diberitakan investor.id pada 6 September 2024.

Emiten Grup Bakrie dan Salim, Bumi Resources (BUMI) juga berkomitmen untuk memenuhi kewajiban pasokan domestik atau domestic market obligation (DMO) yang ditetapkan pemerintah, dengan kontribusi DMO mencapai 25% dari produksi nasional.

Di sisi lain, meskipun produksi batu bara meningkat sebesar 7% pada semester I-2024 menjadi 37,7 juta ton, pendapatan BUMI justru turun 13% secara tahunan (year on year) menjadi USD 2,89 miliar. Penurunan pendapatan ini akibat tekanan harga batu bara global. Namun, laba sebelum pajak tercatat sebesar US$141 juta, dengan pendapatan konsolidasi dari KPC dan Arutmin mencapai US$ 2,89 miliar.

BUMI terus berupaya mengoptimalkan efisiensi operasional dengan mengadopsi teknologi digital dan strategi pengurangan biaya. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan laba bersih perusahaan di masa mendatang, meski tantangan harga global masih menjadi faktor yang perlu diwaspadai.

Silahkan baca artikel sumber di investor.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *