JAKARTA, rakyatmenilai.com — Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI), Christina Aryani, menjajaki peluang perluasan penempatan pekerja migran di Uni Emirat Arab (UEA). Langkah ini diambil dalam rangka mendukung target nasional yang ambisius: menempatkan 500 ribu pekerja migran Indonesia (PMI) di luar negeri pada tahun 2026.
Wamen Christina membahas perluasan penempatan pekerja migran, baik skema terampil maupun sektor unggulan lainnya, melalui sambungan virtual dengan Duta Besar Indonesia untuk UEA, Judha Nugraha, Senin (24/11/2025).
UEA: Kunci Pencapaian Target Quick Win Presiden
Wamen Christina menyatakan bahwa target tersebut merupakan amanah besar langsung dari Presiden melalui program Quick Win. Ia memandang UEA sebagai salah satu negara yang dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pencapaian target tersebut.
“Kami mendapatkan target besar dari Bapak Presiden melalui program Quick Win untuk menempatkan 500 ribu PMI di tahun 2026. Uni Emirat Arab kami pandang sebagai negara yang dapat ikut berkontribusi dalam pencapaian target tersebut,” katanya, dikutip dari Antaranews.
UEA dinilai sebagai negara potensial untuk menjadi mitra strategis penempatan pekerja migran Indonesia di Timur Tengah. Beberapa sektor yang akan dibidik meliputi manufaktur, engineering, konstruksi, maritim, pariwisahan, perhotelan, hingga hospitality.
Siapkan Business Matching di Abu Dhabi
Pertemuan dengan Duta Besar Judha Nugraha dinilai sebagai langkah awal untuk memperkuat koordinasi diplomatik dan teknis antara KemenP2MI dan KBRI Abu Dhabi. Tujuannya adalah memastikan skema penempatan pekerja migran ke UEA berkembang lebih cepat, aman, dan berkualitas.
Wamen Christina menambahkan, “Kesepakatan bersama kami, rencananya menyelenggarakan forum bersama awal tahun depan di Abu Dhabi untuk mempertemukan end user perhotelan, Kementerian P2MI dan P3MI (Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia), dalam forum business matching.”
Sementara itu, Duta Besar Judha Nugraha menyambut baik upaya KemenP2MI tersebut. Ia menambahkan, kebutuhan akan pekerja migran Indonesia di UEA pada tahun 2026 mencapai hampir 6 ribu orang.
Rinciannya, sektor hospitality (5.000 orang) mendominasi, diikuti sektor transportasi (400 orang), kesehatan (200 orang), serta konstruksi dan manufaktur (masing-masing 100 orang). Dubes Judha memastikan pihaknya siap membantu penetrasi pasar untuk sektor formal dan menyediakan akses informasi yang lebih mendalam di sisi UEA. {…}







