Menu

Mode Gelap
Meutya Hafid Dukung Percepatan Penyelesaian RUU Penyiaran Hadapi Tantangan Digitalisasi Radio Terkait Isu Penerbitan Perppu MD3, Lodewijk Paulus Enggan Berspekulasi Jelang Pendaftaran Calon Kepala Daerah, Partai Golkar Bantul Gelar Rapat Konsolidasi Airlangga Hartarto Berduka Atas ‘Tewasnya’ Ismail Haniyeh, Minta Jangan Ada Lagi ‘Pembunuhan Politik’ Ingin Punya Pusat Penelitian Baterai EV di Morowali, Menko Luhut Kirim Mahasiswa Ke Tiongkok

Menteri · 9 Jun 2024 08:26 WIB ·

Lawatan ke Turki, Menperin Agus Gumiwang Ingin Bangun Kemitraan Industri Strategis


 Lawatan ke Turki, Menperin Agus Gumiwang Ingin Bangun Kemitraan Industri Strategis Perbesar

Ankara, Rakyat Menilai — Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan lawatan ke Turki untuk bertemu dengan Menteri Industri dan Teknologi Turki Mehmet Fatih Kacir serta sejumlah CEO industri terkemuka di Turki.

Sebagai ekonomi terbesar di masing-masing wilayahnya dan sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim di dunia, Agus menegaskan pentingnya persaudaraan Indonesia-Turki yang akan bermanfaat untuk memajukan perekonomian kedua negara serta mempromosikan perdamaian dan kesejahteraan global.

“Turki adalah mitra penting Indonesia untuk mengejar capaian prioritas industrialisasi terutama industri manufaktur, food processing, dan restrukturisasi permesinan industri, ” kata Menperin Agus usai pertemuan dengan Menteri Mehmet, seperti disampaikan KBRI Ankara pada Kamis.

Dalam pertemuan bilateral dengan Mehmet, Rabu (5/6), Agus menjelaskan komitmen Indonesia dalam menjalankan kebijakan hilirisasi untuk industri pengolahan dalam rantai pasok global.

Saat ini, pemerintah Indonesia mendorong pemanfaatan teknologi untuk hilirisasi komoditas, termasuk di antaranya komoditas berbasis mineral dan logam seperti bauksit, timah, tembaga, dan nikel.

Dengan Turki, Indonesia akan mengembangkan kerja sama untuk pengembangan industri baterai dan industri otomotif kedua negara, mengingat Turki telah sukses mengembangkan industri otomotif, terutama kendaraan listrik nasionalnya.

Menperin juga menekankan pentingnya kedua negara untuk dapat bekerja sama dalam pengembangan industri halal dan kerja sama antar kawasan industri. Turki dikenal memiliki model pengembangan kawasan industri yang baik dan dapat ditiru oleh operator kawasan industri di Indonesia.

Kedua menteri memiliki pandangan yang sama mengenai masih besarnya ruang bagi kedua negara untuk mengembangkan kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi melalui pertukaran keahlian, pengalaman dan praktek baik, terutama di bidang industri manufaktur.

Turki juga menyambut baik maksud Indonesia untuk menjadi anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) dan siap mendukung keanggotaan Indonesia tersebut.

Dalam hal ini, Indonesia akan dapat mempelajari praktik baik dan standar-standar terkait tata kelola perekonomian, pengelolaan lingkungan hidup, dan pengelolaan sektor industri.

“Indonesia dan Turki perlu terus menguatkan kemitraan di berbagai sektor termasuk sektor industri. Tidak hanya di industri pertahanan, Turki unggul dalam industrialisasi di berbagai bidang seperti industri farmasi, alat kesehatan, dan konstruksi,” cetus Duta Besar RI untuk Turki Achmad Rizal Purnama.

Dubes Rizal, yang telah bertugas di Turki sejak September 2023, menjelaskan bahwa industrialisasi di Turki ditopang oleh ekosistem yang kondusif seperti penerapan kemitraan triple helix antara pemerintah-industri-universitas, pengembangan R&D dan inovasi, regulasi yang koheren, serta insentif menarik bagi industri startup dan UMKM.

Menperin Agus sebelumnya bertemu dengan sejumlah petinggi industri terkemuka Turki seperti Kordsa (salah satu perusahaan global produsen ban), Koc Holding (konglomerasi energi, otomotif, barang elektronik rumah tangga), dan Sanko Holding (konglomerasi industri tekstil, semen, pengemasan, dan pengolahan perikanan).

Dengan perusahaan-perusahaan tersebut, Agus menyambut baik komitmen untuk mengembangkan dan meningkatkan kehadiran di Indonesia sebagai pasar terbesar di kawasan Asia Tenggara yang akan menjadi kekuatan ekonomi ke-4 dunia pada 2045.

Dia juga memaparkan salah satu prioritas industrialisasi di Indonesia adalah memperluas cakupan pelaku industri terutama industri asing, untuk meningkatkan kapabilitas dan daya saing industri nasional.

Berdasarkan statistik tahun 2023, impor Indonesia dari Turki sebesar 409,9 juta dolar AS (sekitar Rp6,7 triliun) sementara ekspor Indonesia ke Turki mencapai 1,9 miliar dolar AS (sekitar Rp30,9 triliun).

Bagi Indonesia, Turki merupakan tujuan ekspor ke-25 dan sumber impor ke-37. Sementara itu, bagi Turki, Indonesia merupakan tujuan ekspor ke-83 dan sumber impor ke-34.

Produk ekspor Indonesia ke Turki utamanya yarn, steel, kayu, karet, fiber, minyak sawit, dan kertas sementara produk ekspor Turki ke Indonesia berupa mesin, alutsista, minyak mentah, dan turbin.

Kedua negara saat ini tengah berupaya untuk mempercepat penyelesaian perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif yang diharapkan dapat menghapus hambatan-hambatan perdagangan yang ada serta mendongkrak nilai perdagangan ke depan. {golkarpedia}

Artikel ini telah dibaca 15 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Demi Rakyat, Menteri Nusron Wahid Buka Jalan 73 Ribu Hektare Lahan Terlantar untuk Program 3 Juta Rumah!

26 April 2025 - 17:31 WIB

Bahlil Lahadalia Tegaskan: ‘Kerja Sama dengan Denmark Bukan Sekadar Proyek, Tapi Amanah untuk Rakyat dan Lingkungan!’

22 April 2025 - 11:36 WIB

Mudik Lebih Hemat! Meutya Hafid Pastikan Diskon Internet 50% dan Jaringan Stabil: “Pemudik Harus Nyaman”

25 March 2025 - 21:16 WIB

Menteri Bahlil Bongkar Mafia Gas Melon: ‘Mereka Tak Mau Rakyat Dapat Harga Murah!’

12 March 2025 - 19:50 WIB

656 Hektar SHGB di Laut Sidoarjo Berakhir! Nusron Wahid: “Tahun Depan Tak Kami Perpanjang!”

11 March 2025 - 08:45 WIB

Menteri Nusron Wahid Geram! Perusahaan Sawit Kuasai 2.000 Hektare di Luar HGU, Harus Ditindak!

10 March 2025 - 21:14 WIB

Trending di Menteri