JAKARTA, RakyatMenilai.com – Setelah menjalani masa tahanan dan dinyatakan bebas bersyarat, Setya Novanto (Setnov) kembali menjadi sorotan. Kali ini, nama mantan Ketua DPR RI itu dikaitkan dengan potensi kembali ke panggung politik, terutama dalam kepengurusan Partai Golkar, partai yang pernah dipimpinnya.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Sarmuji, angkat suara. Ia memberikan respons yang penuh kehati-hatian, namun tetap menunjukkan penghargaan terhadap mantan ketua umumnya.
Sarmuji menegaskan bahwa Partai Golkar tidak akan terburu-buru untuk mengambil langkah terkait posisi Setya Novanto. Hal ini didasarkan pada pertimbangan kemanusiaan dan proses transisi yang dibutuhkan Setnov.
Kepada media, seperti dilansir dari CNNIndonesia, Sarmuji menjelaskan bahwa Setnov saat ini memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan kehidupan normal setelah bertahun-tahun menjalani masa hukuman. “Beliau baru bebas, pasti butuh adaptasi. Masuk pengurus menyita pikiran, biarkan beliau menikmati hidup tanpa beban terlebih dahulu,” ujar Sarmuji, Senin (18/8/2025).
Pernyataan Sarmuji ini mengindikasikan bahwa Golkar ingin memberikan ruang bagi Setya Novanto untuk kembali menyatu dengan keluarga dan masyarakat, jauh dari hiruk pikuk politik yang penuh tekanan.
Sebagai informasi, Setya Novanto telah dinyatakan bebas bersyarat terhitung sejak Sabtu (16/8/2025). Pembebasan ini diperoleh setelah Mahkamah Agung (MA) mengabulkan upaya hukum luar biasa atau peninjauan kembali (PK) yang diajukannya.
Putusan MA tersebut mengurangi masa hukuman Setya Novanto dari 15 tahun penjara menjadi 12,5 tahun. Ia juga dikenakan denda Rp500 juta dan kewajiban membayar uang pengganti 7,3 juta dolar AS.
Meskipun demikian, ada ambiguitas yang masih menggantung terkait status Setya Novanto di Golkar. Saat ditanya apakah Setnov masih berstatus kader, Sarmuji tidak memberikan jawaban langsung.
Sikap ini sejalan dengan pernyataan yang pernah disampaikan oleh Sekjen Golkar sebelumnya, Lodewijk F Paulus, pada 2018. Saat itu, Lodewijk menyatakan bahwa Golkar akan mengkaji status keanggotaan Setnov. “Pasti akan ada langkah-langkah kepada siapa pun. Kita tetap hargai beliau sebagai mantan ketum dan sebagai kader Golkar. Tapi kita juga punya AD/ART yang harus kita tepati,” kata Lodewijk kala itu.
Hal ini menunjukkan bahwa ada mekanisme internal partai yang harus dilalui sebelum mengambil keputusan final mengenai status Setya Novanto.
Sarmuji sendiri optimistis bahwa Setya Novanto akan kembali menjadi pribadi yang lebih baik. “Pak Novanto sudah menjalani pemasyarakatan sebagai bekal saat menjalani hidup normal. Insya Allah lebih baik,” kata dia.
Sikap Golkar yang tidak terburu-buru ini memperlihatkan adanya dinamika internal. Di satu sisi, ada penghargaan terhadap mantan ketua umum, namun di sisi lain, ada kehati-hatian untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil sejalan dengan aturan dan citra partai di mata publik.
Sumber: golkarpedia







