Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang dikenal sebagai partai yang menggunakan atribut Islam, hari ini (26/4/2023) resmi mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) untuk Pilpres yang bakal digelar tahun 2024 yang akan datang.
Sehari sebelumnya santer beredar kabar, PPP akan mengumumkan calon presiden dan calon wakil presiden sekaligus. Diduga karena kuatnya tarik menarik antara pendukung Sandiaga Uno dan Erick Thohir di partai berlambang Ka’bah itu, pengumuman paket calon presiden dan calon wakil presiden urung diumumkan.
Dengan pengumuman Ganjar Pranowo sebagai calon presiden PPP dengan berbagai alasan yang disampaikan Plt. Ketua Umum PPP, Mardiono. Diperkirakan partai yang mengatasnamakan Islam ini akan game over di Pileg 2024.
Ada beberapa alasan mengapa PPP bakal game over bila mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden:
Pertama, Soal merosotnya moralitas dan integritas elit PPP. Menjelang pemilihan umum tahun 2019, Ketua Umum PPP Romahurmuziy ditangkap KPK. Romahurmuziy akrab disapa Rommy saat ini menjabat sebagai Ketua Majelis Pertimbangan PPP itu sempat mendekam di dalam penjara. Mahkamah Agung (MA) menguatkan vonis 1 tahun penjara terhadap mantan Ketua Umum PPP Romahurmuziy.
Kedua, Basis massa PPP berbeda dengan basis massa Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno dan Erick Thohir. Walaupun akhir-akhir ini Erick Thohir dan Sandiaga Uno sering bersafari menemui kader PPP di daerah. Diprediksi tidak akan berpengaruh secara electoral bagi PPP yang berbasis massa Islam.
Prediksi PPP tak akan mendapatkan pengaruh efek ekor jas (coat-tail effect) bila mendukung calon presiden Ganjar Pranowo. Bahkan PPP akan ditinggal oleh pemilih, simpatisan dan pendukungnya.
Ketiga, Pertaruhan PPP berisiko tinggi bahkan nyaris tanpa perhitungan bila mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden di Pilpres 2024. Arus bawah dan ulama berpengaruh di PPP jelas-jelas tidak mendukung Ganjar Pranowo.
Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno atau Erick Thohir jelas bakal diuntungkan bila didukung PPP. Minimal bisa menambah presidential threshold. Sebaliknya, PPP tidak akan mendapatkan keuntungan electoral sama sekali kecuali keuntungan materi dan menteri. Bahkan suaranya bakal terbenam di Pileg 2024.
Keempat, Nasib PPP akan mengikuti Partai Bulan Bintang (PBB) bila nekad mendukung Ganjar Pranowo. PBB tenggelam di Pileg 2019 efek dari mendukung Jokowi di Pilpres 2019. Vote getter ramai-ramai menggembosi PBB dan beralih mendukung partai Islam lainnya seperti PKS.
Pemilih PPP banyak beririsan dengan pemilih PKB, Golkar dan PKS. Sikap politik PPP dengan mendukung Ganjar Pranowo berpeluang besar akan membuat PPP game over di Pileg 2024.
Kelima, PPP saat ini berada di posisi parliamentary threshold kritis. Parliamentary threshold PPP hanya tersisa 4,52% efek PPP mendukung Jokowi di Pilpres 2019. Prediksi PPP bakal gagal lolos ke DPR bila tetap mendukung Ganjar Pranowo.
Pada era reformasi tahun 1999, PPP berhasil merebut kursi DPR 58 kursi. Turun 31 kursi dari Pileg 1997. Kembali meraih 58 kursi DPR di Pileg 2004. PPP mulai anjlok perolehan kursi DPR sejak 2009. Pileg 2009, PPP hanya memperoleh 37 kursi DPR naik 2 kursi menjadi 39 kursi DPR hasil Pileg 2014. PPP hancur lebur di Pileg 2019 dengan menyisakan 19 kursi DPR saja.
Hasil Pileg tahun 2019 membuat PPP kritis. Pemilihan legislatif (Pileg) 2024 menjadi pertaruhan hidup mati PPP di DPR. PPP selain miskin vote getter alias pemikat pemilih juga ulama, kyai atau habib yang berpengaruh di PPP banyak mendukung Anies Rasyid Baswedan sebagai Calon Presiden tahun 2024-2029.
Alasannya sederhana; Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno atau Erick Thohir tidak memberikan efek electoral bagi PPP. Sandiaga Uno dianggap berkhianat karena masuk kabinet Jokowi. Ganjar Pranowo dikenal kader partai merah. Sementara PPP basis massanya Islam. Pileg 2019 harus menjadi pelajaran bagi PPP.
Akankah PPP mempertaruhkan nasibnya di Pilpres 2024 dengan mendukung Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno atau Erick Thohir. Jawabannya saat pencoblosan, 14 Februari 2024. Pendukung dan pemilih PPP akan ramai-ramai melabuhkan pilihannyanya pada Anies Rasyid Baswedan.
Wallahua’lam bish-shawab
Bandung, 5 Syawal 1444/26 April 2023
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis
Silahkan baca artikel sumber di {radaraktual}