Jakarta, rakyat menilai — Judi Online, kini menjadi topik perbincangan elite politik, tak lain untuk mencari solusi dalam pencegahan dan berantas judi online. Hal ini juga tak lain karena sudah 440 ribu pelajar terpapar judi online. Kondisi mengerikan ini tentu membuat kekhawatiran sekaligus keprihatinan dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Menyikapi hal tersebut, Menteri Komdigi, Meutya Hafid menyampaikan, bahwa pelajar saat ini hidup di tengah tantangan yang luar biasa. Yakni, tantangan hidup di tengah pengaruh negatif internet. Termasuk di antaranya adalah paparan judi online (Judol) lewat internet.
“Ini adalah tantangan untuk adik-adik semua. Data ini bisa diketahui setiap ada transaksi yang terpantau,” beber Meutya dalam keterangannya, Jumat (15/11/2024), dikutip dari TVOne News.
Di samping itu, ia juga menyampaikan, bahwa para pelajar harus bisa menjaga diri dari pengaruh negatif internet. Terlebih dengan banyaknya paparan konten negatif seperti judi online.
“Internet membuat kita ketergantungan. Cara kita menjaga diri agar tidak terlibat judi online adalah dengan membagi waktu dalam penggunaan internet,” bebernya.
Tak hanya itu saja, kader Golkar ini juga menekankan pencegahan judol yang erat kaitannya dengan perundungan di sekolah. Menurutnya, bukan hanya judi yang membuat depresi. Namun sebaliknya rasa depresi itu yang membuat lari ke judi online. Rasa depresi itu bisa muncul karena perundungan.
“Makanya di sini saya menekankan untuk adik-adik. Sesama kawan jangan saling mem-bully. Ketika ia depresi dan tidak ada teman, pelariannya bisa ke judol,” katanya.
Untuk diketahui, sebelumnya pada Selasa (12/11/2024) lalu, Meutya berkunjung ke SMAN 29 Jakarta di Cilincing, Jakarta Utara. Kegiatan utamanya adalah Literasi Digital terkait pencegahan judol.
Pada kesempatan itu Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi menanggapi bahwa memberikan literasi digital adalah langkah awal dalam memberantas judol.
Khususnya di kalangan anak muda atau pelajar. Bahkan, ia berharap kedepannya kegiatan kegiatan literasi digital bisa terus berjalan. “Kita paham betul selain sisi positif, internet juga ada sisi negatifnya, salah satunya yaitu judi online,” ucapnya.
Selain itu, dia berharap Pemprov DKI dan Kementerian Komdigi bisa saling bersinergi untuk bisa memberikan literasi kepada masyarakat agar tercegah dari judi online. Bahkan, dia juga jelaskan, bahwa Pemprov DKI memiliki program SOLID (Sadar Olah Literasi Digital) yang bertujuan untuk dapat meningkatkan literasi digital masyarakat.
Oktora Irahadi selaku pegiat literasi digital menjelaskan akan pentingnya kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat untuk mencegah judol secara konsisten. “Memberantas judol tidak hanya menutup platform,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di golkarpedia.com