Pemerintah menilai kinerja pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% tidak terlepas dari geliat UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Harian Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) Airlangga Hartarto mengatakan, momentum pertumbuhan ekonomi harus dijaga salah satunya adalah akses terhadap layanan keuangan atau inklusi keuangan bagi pelaku UMKM.
“Keuangan inklusif di Indonesia mengalami peningkatan di tahun 2021 sebesar 83,6% di tahun 2022 sebesar 85,1%,” kata Airlangga, dalam acara Peluncuran Mastercard Strive Indonesia di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta, Selasa (4/4/2023).
Airlangga Hartarto mengatakan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah memberikan arahan mengenai target keuangan inklusif yaitu di kisaran 88% sampai 90% pada tahun 2024.
Memenuhi target tersebut, kata Airlangga, tentu berbagai tantangan. Salah satunya adalah, banyak masyarakat yang belum terlayani secara baik diantaranya UMKM.
“Satu dari sepuluh UMKM belum mempunyai akses terhadap sistem keuangan. Oleh karena itu sistem keuangan digital menjadi penting dan tentu segala macam hambatan diharapkan dapat diselesaikan,” ucap Airlangga.
Airlangga menuturkan saat ini dari 64 juta UMKM yang ada, baru 20 juta UMKM yang sudah on boarding ke digital. Dia berharap agar ada peningkatan jumlah UMKM yang on boarding ke digital.
“UMKM yang tergabung dalam sistem keuangan digital saat sekarang atau perbankan sekitar 13,7 juta atau 21% atau Rp 405 triliun Jumlah yang relatif belum cukup untuk mendorong ekosistem kewirausahaan digital,” tutur Airlangga.
Dalam kesempatan tersebut DNKI bekerja sama dengan Mastercard, dan Mercy Corps Indonesia meluncurkan Mastercard Strive Indonesia.
Program ini akan berlangsung selama tiga tahun dengan tujuan memberdayakan 300.000 usaha kecil di Indonesia agar dapat sukses di era ekonomi digital.Division President Mastercard Southeast Asia , Safdar Khan, meyakini bila digitalisasi adalah pilar utama dalam peta jalan menuju ekonomi yang benar-benar inklusif, di mana tidak ada satu orang pun yang tertinggal.
Division President Mastercard Southeast Asia , Safdar Khan, meyakini bila digitalisasi adalah pilar utama dalam peta jalan menuju ekonomi yang benar-benar inklusif, di mana tidak ada satu orang pun yang tertinggal.
Hal ini penting dalam mencapai pertumbuhan inklusif yang berkelanjutan. Bila ekonomi digital hanya dinikmati oleh segelintir orang, maka tidak akan bisa dipertahankan oleh banyak orang.
“Itulah sebabnya MasterCard telah melakukan investasi yang signifikan di Indonesia selama tiga dekade terakhir, dan telah gesit dan aktif bekerja untuk membangun masyarakat yang inklusif secara digital dan finansial. Di sini itu bekerja untuk semua orang,” kata Safdar.
Digitalisasi juga dapat membantu UMKM menghemat biaya, dan meningkatkan produktivitas. Namun belum semua pelaku UMKM mengetahui cara go digital atau memanfaatkan manfaat digitalisasi.
Safdar mengatakan UMKM memiliki peran penting terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, pihaknya berupaya untuk memperkuat UMKM , memberdayakan UMKM secara digital, dan mengeluarkan potensi penuh UMKM untuk memajukan pertumbuhan inklusif.
“Jadi, meskipun kita telah melihat perpindahan sekuler yang signifikan ke digital, masih ada ruang bagi banyak orang untuk bergabung. Kami ingin mempersempit kesenjangan digital dan ini termasuk memenuhi kebutuhan populasi UMKM yang paling rentan dan menyamakan kedudukan bagi mereka. Ketika bisnis kecil berkembang, komunitas dan ekonomi lokal kita berkembang,” kata Safdar.
Silahkan baca artikel sumber di {golkarpedia}