Jakarta, Rakyat Menilai— Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menilai situasi jelang Pemilu 2024 tidak sepanas seperti pemilu sebelumnya. Pada penyelenggaraan Pemilu 2019, kata dia, gejolak di tengah masyarakat sudah muncul sejak November 2016 karena adanya aksi massa.
Menanggapi itu, pengamat hukum tata negara Universitas Andalas Feri Amsari mengatakan, pernyataan Mahfud tak masuk akal jika melihat pernyataan Presiden Joko Widodo soal cawe-cawe di Pemilu 2024.
“Karena sudah terlibatnya presiden, tentu situasi jelang Pemilu 2024 sudah dikendalikan dan situasi yang dikendalikan itu membuat perbedaan pandangan masyarakat pada capres juga sudah bisa dikendalikan,” tegas Feri kepada Media Indonesia, Selasa, 13 Juni 2023.
Menurutnya, bisa saja pernyataan Mahfud MD merupakan bentuk pengakuan bahwa pemerintah sudah terlibat dalam cawe-cawe.
“Selain itu juga pernyaaan tersebut seakan memastikan seluruh aspek Pemilu 2024 sudah dikendalikan pemerintah,” ungkapnya.
“Selain itu juga pernyaaan tersebut seakan memastikan seluruh aspek Pemilu 2024 sudah dikendalikan pemerintah,”.
Pengamat Hukum Tata Negara Universitas Andalas Feri Amsari
Menurut Mahfud, situasi Pemilu 2019 lalu bahkan sudah mulai panas sejak 2016 dengan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), politik identitas, serta puncaknya pada gerakan 212. Dalam waktu delapan bulan ke depan, ia menegaskan bahwa situasi jelang Pemilu 2024 aman.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan dirinya bakal tetap cawe-cawe atau ikut campur dalam pelaksanaan Pemilu 2024 demi keberjalnjutan kepemimpinan nasional. Ia berdalih cawe-cawe itu dibutuhkan untuk mengantisipasi riak-riak yang membahayakan negara.
“Masa (ada) riak-riak yang membahayakan bagi negara dan bangsa terus saya disuruh diam? Ya enggaklah,” ujar Jokowi.
Silahkan baca artikel sumber klik disini!