Menu

Mode Gelap
Meutya Hafid Dukung Percepatan Penyelesaian RUU Penyiaran Hadapi Tantangan Digitalisasi Radio Terkait Isu Penerbitan Perppu MD3, Lodewijk Paulus Enggan Berspekulasi Jelang Pendaftaran Calon Kepala Daerah, Partai Golkar Bantul Gelar Rapat Konsolidasi Airlangga Hartarto Berduka Atas ‘Tewasnya’ Ismail Haniyeh, Minta Jangan Ada Lagi ‘Pembunuhan Politik’ Ingin Punya Pusat Penelitian Baterai EV di Morowali, Menko Luhut Kirim Mahasiswa Ke Tiongkok

Parpol · 7 Apr 2023 06:07 WIB ·

Partai Golkar Siap Menjadi Pelopor ‘Koalisi Tengah’, Atasi Ketegangan Politik


 Partai Golkar Siap Menjadi Pelopor ‘Koalisi Tengah’, Atasi Ketegangan Politik Perbesar

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya dikabarkan akan bersatu menjadi koalisi besar. Koalisi besar tersebut disebut menjadi Koalisi Tengah. Dengan adanya Koalisi Tengah, ketegangan politik antara Koalisi Perubahan dan PDI-P bisa teratasi.

Koalisi tengah bisa menjadi alternatif. Partai Golkar disebut bisa menjadi pelopor koalisi besar tersebut.

Silaturahmi Presiden Jokowi dengan 5 Ketua Partai Koalisi Pemerintah di kantor DPP PAN

“Intinya di tengah pertarungan Koalisi Perubahan (Nasdem, Demokrat dan PKS) dan PDIP, Golkar akan mempelopori koalisi besar dengan jargonya Koalisi Indonesia Raya untuk Bangkit, Maju dan Berkarya,” kata politikus Partai Golkar Nusron Wahid di Jakarta, Kamis (7/4/2023).

Menurut Nusron, koalisi akan mengedepankan komunikasi yang egaliter sehingga tidak akan menimbulkan kecemburuan akibat adanya dominasi.

Namun sebagai anggota koalisi sudah sepantasnya dan wajar kalau nanti Golkar yang menjadi pelopor di depan dan mengkoordinir semua tugas-tugas koalisi.

“Apalagi kita saat ini menjadi partai yang kursi paling banyak. Tapi yang terpenting adalah bahwa di dalam koalisi nanti benar-benar egaliter,” ujar Nusron.

“Intinya di tengah pertarungan Koalisi Perubahan (Nasdem, Demokrat dan PKS) dan PDIP, Golkar akan mempelopori koalisi besar dengan jargonya Koalisi Indonesia Raya untuk Bangkit, Maju dan Berkarya,”

Nusron Wahid

Adapun mengenai siapa calon presiden dan cawapresnya nanti akan diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing Ketua Umum Partai.

“Yang penting capres dan cawapresnya diyakini membawa kemenangan bagi koalisi ini. Saya yakin ketum kami Airlangga Hartarto merupakan sosok alternatif di tengah ketegangan poltitik,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Nusron mengatakan bahwa rencana membangun koalisi besar sangat terbuka salah satunya karena faktor Ketua Umum Golkar yang bisa diterima di senua kalangan.

Selain itu, selama ini dalam membangun komunimasi dan penjajagan koalisi juga terbukti bisa menjadi dayabtarik.

“Beliau figur politisi yang adem dan santun. Tidak banyak berbicara, karrna beliau memang politisi berbasis teknokrat,” pungkasnya.

Komentar Presiden Jokowi

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut dua koalisi partai saat ini yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PPP, dan PAN cocok dengan koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang terdiri dari Gerindra dan PKB.

Hal itu disampaikan Jokowi usai menghadiri acara Silaturahmi antara PAN dengan Presiden, di Kantor DPP, Jakarta Selatan, Minggu, (2/4/2023).

“Cocok,” kata Jokowi.

Terkait penggabungan dua koalisi partai tersebut kata Jokowi terserah para Ketum partai masing-masing.

Yang pasti kata Presiden koalisi harus dibangun untuk kepentingan bangsa dan negara.

“Saya hanya bilang cocok, terserah pada ketua umum partai atau gabungan ketua umum partai, untuk kebaikan negara, untuk kebaikan bangsa untuk kebaikan rakyat, hal yang berkaitan bisa dimusyawarahkan akan lebih baik,” katanya.

“Saya hanya bilang cocok, terserah pada ketua umum partai atau gabungan ketua umum partai, untuk kebaikan negara, untuk kebaikan bangsa untuk kebaikan rakyat, hal yang berkaitan bisa dimusyawarahkan akan lebih baik,”

Komentar Presiden Jokowi

Dalam acara silaturahmi tersebut kata Presiden membicarakan masalah kebangsaan sekaligus keberlanjutan program pembangunan ke depannya.

Yang pasti kata Presiden koalisi harus dibangun untuk kepentingan bangsa dan negara.

“Saya hanya bilang cocok, terserah pada ketua umum partai atau gabungan ketua umum partai, untuk kebaikan negara, untuk kebaikan bangsa untuk kebaikan rakyat, hal yang berkaitan bisa dimusyawarahkan akan lebih baik,” katanya.

Dalam acara silaturahmi tersebut kata Presiden membicarakan masalah kebangsaan sekaligus keberlanjutan program pembangunan ke depannya.

Presiden mengaku dalam pertemuan itu ia lebih banyak mendengarkan. Dalam membahas politik para Ketua Umum Partai yang banyak berbicara.

“Yang berbicara itu ketua-ketua partai, saya bagian mendengarkan saja,” katanya.

Silahkan baca artikel lengkapnya di {disini}

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Melihat Partai Golkar Sedang Tidak Baik-baik Saja, Golkar Garis Keras Bangkit Menantang Bahlil Lahadalia

3 September 2024 - 08:09 WIB

Robinson Napitupulu Dukung Rencana Bahlil Lahadalia Akan Rampingkan Kepengurusan DPP Partai Golkar

31 August 2024 - 10:31 WIB

Sosok M. Sarmuji ‘Kader Organik’ Partai Golkar Yang Ditunjuk Bahlil Jadi Sekjen DPP Partai Golkar

26 August 2024 - 11:24 WIB

Bahlil Lahadalia: Saya Dari Kampung, Tapi Jangan Ragukan Kesetiaan Saya Kepada Partai Golkar

23 August 2024 - 20:03 WIB

Diumumkan Bahlil Lahadalia, Tiga ‘Srikandi Senayan’ Masuk Daftar Pengurus Inti DPP Partai Golkar

22 August 2024 - 20:36 WIB

Banyolan Bahlil Lahadalia Saat Jokowi Pakai Kemeja Kuning: Saya Pikir Ada Kader Partai Golkar Baru!

22 August 2024 - 07:54 WIB

Trending di Parpol