Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya dikabarkan akan bersatu menjadi koalisi besar. Koalisi besar tersebut disebut menjadi Koalisi Tengah. Dengan adanya Koalisi Tengah, ketegangan politik antara Koalisi Perubahan dan PDI-P bisa teratasi.
Koalisi tengah bisa menjadi alternatif. Partai Golkar disebut bisa menjadi pelopor koalisi besar tersebut.
“Intinya di tengah pertarungan Koalisi Perubahan (Nasdem, Demokrat dan PKS) dan PDIP, Golkar akan mempelopori koalisi besar dengan jargonya Koalisi Indonesia Raya untuk Bangkit, Maju dan Berkarya,” kata politikus Partai Golkar Nusron Wahid di Jakarta, Kamis (7/4/2023).
Menurut Nusron, koalisi akan mengedepankan komunikasi yang egaliter sehingga tidak akan menimbulkan kecemburuan akibat adanya dominasi.
Namun sebagai anggota koalisi sudah sepantasnya dan wajar kalau nanti Golkar yang menjadi pelopor di depan dan mengkoordinir semua tugas-tugas koalisi.
“Apalagi kita saat ini menjadi partai yang kursi paling banyak. Tapi yang terpenting adalah bahwa di dalam koalisi nanti benar-benar egaliter,” ujar Nusron.
Adapun mengenai siapa calon presiden dan cawapresnya nanti akan diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing Ketua Umum Partai.
“Yang penting capres dan cawapresnya diyakini membawa kemenangan bagi koalisi ini. Saya yakin ketum kami Airlangga Hartarto merupakan sosok alternatif di tengah ketegangan poltitik,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Nusron mengatakan bahwa rencana membangun koalisi besar sangat terbuka salah satunya karena faktor Ketua Umum Golkar yang bisa diterima di senua kalangan.
Selain itu, selama ini dalam membangun komunimasi dan penjajagan koalisi juga terbukti bisa menjadi dayabtarik.
“Beliau figur politisi yang adem dan santun. Tidak banyak berbicara, karrna beliau memang politisi berbasis teknokrat,” pungkasnya.
Komentar Presiden Jokowi
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut dua koalisi partai saat ini yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PPP, dan PAN cocok dengan koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang terdiri dari Gerindra dan PKB.
Hal itu disampaikan Jokowi usai menghadiri acara Silaturahmi antara PAN dengan Presiden, di Kantor DPP, Jakarta Selatan, Minggu, (2/4/2023).
“Cocok,” kata Jokowi.
Terkait penggabungan dua koalisi partai tersebut kata Jokowi terserah para Ketum partai masing-masing.
Yang pasti kata Presiden koalisi harus dibangun untuk kepentingan bangsa dan negara.
“Saya hanya bilang cocok, terserah pada ketua umum partai atau gabungan ketua umum partai, untuk kebaikan negara, untuk kebaikan bangsa untuk kebaikan rakyat, hal yang berkaitan bisa dimusyawarahkan akan lebih baik,” katanya.
Dalam acara silaturahmi tersebut kata Presiden membicarakan masalah kebangsaan sekaligus keberlanjutan program pembangunan ke depannya.
Yang pasti kata Presiden koalisi harus dibangun untuk kepentingan bangsa dan negara.
“Saya hanya bilang cocok, terserah pada ketua umum partai atau gabungan ketua umum partai, untuk kebaikan negara, untuk kebaikan bangsa untuk kebaikan rakyat, hal yang berkaitan bisa dimusyawarahkan akan lebih baik,” katanya.
Dalam acara silaturahmi tersebut kata Presiden membicarakan masalah kebangsaan sekaligus keberlanjutan program pembangunan ke depannya.
Presiden mengaku dalam pertemuan itu ia lebih banyak mendengarkan. Dalam membahas politik para Ketua Umum Partai yang banyak berbicara.
“Yang berbicara itu ketua-ketua partai, saya bagian mendengarkan saja,” katanya.
Silahkan baca artikel lengkapnya di {disini}