Klaten, Rakyat Menilai — Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia (RI) Basuki Hadimuljono bersama Wakil Bupati Klaten Yoga Hardaya meresmikan Stasiun Lapangan Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) di Desa Beluk, Kecamatan Bayat.
Yoga bersama Basuki dan Wakil Rektor UGM, Dandim 0723/Klaten, berkeliling gedung guna mengecek fasilitas yang ada sebelum memulai acara peresmian. Basuki yang juga merupakan alumni teknik geologi UGM tahun 1979 itu menjelaskan, Kecamatan Bayat memiliki berbagai jenis batuan sedimen dan sering dijadikan lokasi penelitian para mahasiswa.
“Batuannya di sini lengkap, ada batuan beku, batuan sedimen, metamorf, ada di Gunung Baturagung. Kemudian ada struktur, ada patahan yang biasa menyebabkan gempa itu. Gunung-gunung di Klaten ini kan segitiga tapi lurus, itu patahan,” jelas Basuki kepada awak media di Stasiun Lapangan Geologi UGM, Sabtu (11/5/2024).
“Jadi banyak, statigrafinya juga lengkap, lapisan-lapisan, fosil-fosilnya, jadi laboratorium lapangannya lengkap. Makanya ini biasanya dipakai untuk UGM, Karangsambung itu untuk mahasiswa ITB,” sambungnya.
Basuki menerangkan, Stasiun Lapangan Geologi Prof. R. Soeroso Notohaduprawiro ini dibangun lewat program pembangunan pelaksanaan pendidikan PUPR. Gedung 3 lantai itu dibangun dan dilengkapi ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, musala, serta fasilitas yang dibutuhkan mahasiswa.
Selain dimanfaatkan oleh mahasiswa UGM, Stasiun Lapangan Geologi di Bayat ini juga dapat dimanfaatkan berbagai perguruan tinggi di Indonesia hingga luar negeri. Basuki berharap, pembangunan stasiun lapangan geologi ini mampu melahirkan semakin banyak geolog kebanggaan Indonesia.
“Mudah-mudahan dengan fasilitas ini menjadikan representatif dan lebih bermutu lagi geolog-geolog Indonesia. (Pesan untuk mahasiswa) agar belajar lebih baik, lebih giat, jihadnya mahasiswa itu ya belajar, bukan demo,” pesannya.
Sementara itu, Yoga Hardaya mengungkapkan bahwa Kecamatan Bayat memiliki batuan yang beragam dan berumur puluhan juta tahun, sehingga sudah sepatutnya dibangun tempat untuk tempat belajar para geolog.
“Ternyata tahun 1928 pernah diadakan semacam kongres geologi di sini. Jadi sudah dikenal di dunia, Bayat ini. Batunya memang unik dan ada batu yang usianya sudah tua, bahkan melebihi usia munculnya Pulau Jawa” jelas Yoga Hardaya.
Selain bisa dijadikan tempat belajar mahasiswa dari berbagai daerah, Yoga berharap masyarakat setempat bisa turut mendapatkan edukasi sehingga bisa turut memiliki rasa tanggung jawab untuk mempertahankan nilai-nilai dan potensi yang dimiliki Kecamatan Bayat agar bisa terus dirasakan generasi-generasi selanjutnya.
“Bisa memberikan edukasi kepada masyarakat di lingkungan sini, untuk mempertahankan nilai-nilai purbakalanya atau nilai-nilai dari batuan itu. Supaya bisa dilestarikan karena ini berguna sekali,” tuturnya.
“Di sini ada laboratorium, ada perpustakaan, macam-macam di atas itu, untuk kuliah. Kemudian di bawah ini untuk ruang pertemuan yang bisa dipakai untuk masyarakat,” pungkasnya.
Silahkan baca artikel sumber di {detik}