Boyolali, Rakyat Menilai –– Sekitar 20 karangan bunga terpasang di seberang jalan depan Mako Kompi Senapan B Yonif 408/Suhbrastha, jalan Perintis Kemerdekaan Boyolali. Karangan bunga itu disebut sebagai bentuk dukungan ke TNI pasca kejadian penganiayaan terhadap relawan Ganjar-Mahfud dalam kampanye akhir pekan lalu.
Pantauan detikJateng Senin (1/1/2024), karangan bunga itu berjajar di pinggir jalan sisi utara jalan. Menghadap ke Mako Yonif 408/Suhbrastha. Berisi tulisan dukungan kepada TNI.
Antara lain, “Pak Tentara Aku Padamu”, Tertib Masyarakat Aman Terkendali Bersama TNI”, “Yang Kemaki Harus Dibina” dan lainnya. Salah satunya di pasang dari Merapi Merbabu Rescue (MMR) dengan kalimat “Kami Bersama TNI”.
“Ya kita memberikan ucapan dukungan moral untuk teman-teman TNI,” kata ketua MMR Boyolali, Harnowo, dihubungi melalui telepon selulernya Senin (1/1/2024).
Dikemukakan dia, peristiwa penganiayaan relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Sabtu.(30/11/2023) lalu, murni tidak kesengajaan. Sehingga pihaknya mendukung TNI-Polri, karena takut nanti dipolitisir.
“Karena saat ini TNI kan bener-bener netral, tapi di Medsos sekarang banyak yang memplintir-memplintir. Jadi dengan dukungan terhadap rekan-rekan TNI, harapan kami jadi memberikan suport kepada teman-teman TNI. Karena memang sebenarnya tidak bisa disalahkan,” jelasnya.
Menurut dia, kejadian penganiayaan itu ada pemicunya. Sebagian masyarakat juga tidak senang dan tidak simpati dengan adanya knalpot brong itu.
“Sebenarnya melanggar aturan juga (penggunaan knalpot brong). Terus dari kepolisian nggak ada tindakan. Kalau dari teman-teman TNI intinya kan sebenarnya mau memberikan shock terapi atau pelajaran biar lebih sopan, lebih tertib, lebih teratur itu kan lebih enak,” ucap Hernowo.
Dikemukan juga, bahwa tidak ada yang berani memberikan peringatan selain TNI. Ditanya terkait peringatan dengan penganiayaan, Hernowo, mengatakan itu tindakan spontanitas.
“Tentara itu kan juga manusia, juga ada emosinya. Kalau wilayahnya dilewati yang arogan, war wer war wer itu kan secara spontanitas. Mungkin kalau lewat di kampung mungkin bisa juga dikeroyok sama warga. Berhubung lewatnya depan asrama, warganya juga tentara, saya kira sewajarnya lah. Mungkin itu kecelakaan ya, sebenarnya tidak ada itikad sampai separah itu. Kalau menurut pendapat saya seperti itu,” kata dia.
Sementara terpisah seorang warga Boyolali yang turut mengirim karangan bunga di depan Yonif 408/Suhbrastha, Basori Rohmad, mengatakan memberikan dukungan kepada TNI. Agar ke depan masyarakat berpikir jera melakulan warwer (konvoi pakai knalpot brong) yang melampau batas.
“Kami masyarakat Boyolali juga men-support TNI agar tidak, ya secara ini memang satu kesalahan TNI ya dengan arogannya. Tapi sebagai masyarakat kami juga mendukung,” kata Basori.
Dengan adanya konvoi motor dengan knapot brong, dia mengaku dirugikan. Terutama terkait kenyamanan di jalan.
Karangan bunga itu merupakan antusiasme warga memberikan dukungan ke TNI. Namun Basori menyatakan tak mendukung aksi kekerasan yang dilakukan oknum TNI Yonif 408/Suhbrasta itu.
“Kalau aksi kekerasannya kami tidak mendukung. Tapi minimal memberikan contoh agar tidak kelewatan batas lah brong-brongannya. Di pengguna jalan juga tidak merasa resah,” tandas Basori.
Artikel ini telah tayang di detik(dot)com, Klik untuk baca!