Menu

Mode Gelap
Meutya Hafid Dukung Percepatan Penyelesaian RUU Penyiaran Hadapi Tantangan Digitalisasi Radio Terkait Isu Penerbitan Perppu MD3, Lodewijk Paulus Enggan Berspekulasi Jelang Pendaftaran Calon Kepala Daerah, Partai Golkar Bantul Gelar Rapat Konsolidasi Airlangga Hartarto Berduka Atas ‘Tewasnya’ Ismail Haniyeh, Minta Jangan Ada Lagi ‘Pembunuhan Politik’ Ingin Punya Pusat Penelitian Baterai EV di Morowali, Menko Luhut Kirim Mahasiswa Ke Tiongkok

Menteri · 5 Sep 2023 17:58 WIB ·

Menko Airlangga Hartarto Sebut Negara ASEAN Harus Bekerja Sama Dalam Perdagangan Karbon


 Menko Airlangga Hartarto Sebut Negara ASEAN Harus Bekerja Sama Dalam Perdagangan Karbon Perbesar

Jakarta, Rakyat Menilai- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ASEAN perlu bersatu dalam hal perdagangan karbon sebagai upaya antisipasi perubahan iklim.

“Penting bagi semua anggota ASEAN untuk bekerja sama, karena dana perubahan iklim dan pasar karbon sangat penting untuk masa depan berkelanjutan,” kata Airlangga dalam kegiatan ASEAN Business & Investment Summit 2023 di Jakarta, Minggu dikutip dari ANTARA.

Dia mencontohkan, Singapura dan Malaysia sedang mengerjakan perdagangan karbon dengan sistem yang berbeda.

BACA JUGA

Menko Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Turunkan Emisi Karbon Hingga 358 Juta Ton CO2e

Sementara itu, Indonesia melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mengembangkan kebijakan mengenai bursa karbon yang tertuang pada Peraturan OJK Nomor 14 Tahun 2023 tentang Perdagangan Karbon melalui Bursa Karbon.

Dalam konteks itu, negara-negara ASEAN bisa saling bekerja sama untuk perdagangan karbon. “Kami tidak ingin ASEAN terpecah belah oleh pendanaan hijau secara global. Kita butuh kolaborasi dengan negara-negara ASEAN lainnya,” ujar Airlangga.

Airlangga menambahkan ASEAN perlu mengoptimalkan sektor swasta, sumber daya, jaringan, dan teknologi untuk menemukan solusi bagi tantangan sosial-ekonomi dan perubahan iklim.

Di sisi lain, Airlangga juga menyoroti pentingnya aspek penguatan peran swasta dalam mengurangi risiko fragmentasi geopolitik. Hal itu dapat dilakukan dengan kolaborasi sektor publik dengan swasta dalam pengembangan arsitektur ekonomi multilateral yang terbuka, tidak diskriminatif, dan berbasis aturan.

Sektor swasta perlu terlibat aktif dengan mencari berbagai peluang pertumbuhan baru. “Sektor swasta harus bekerja sama dengan bisnis-bisnis lainnya untuk mengeksplorasi area kolaborasi yang potensial. Sektor swasta ASEAN tidak boleh hanya berpegang pada model bisnis, tetapi juga memaksimalkan keterkaitan ekonomi lokal dan juga melibatkan UMKM,” ujar Airlangga.

Silahkan baca artikel sumber di golkarpedia.com

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Bahlil Lahadalia: “Impor Minyak Rugikan Indonesia Rp 500 Triliun, Arahan Presiden Prabowo Tegas di 2029!”

23 January 2025 - 07:31 WIB

Meutya Hafid Lantik Raline Shah, ‘Mewakili Perempuan dan Edukasi Digital!’

15 January 2025 - 07:24 WIB

Agus Gumiwang: ‘Revisi Permendag Nomor 8/2024 Ini Angin Segar untuk Manufaktur, Kami Siap Bantu!

9 January 2025 - 09:34 WIB

Resmikan AI Center di Universitas Brawijaya, Meutya Hafid: ‘Indonesia Kekurangan Talenta Digital, Targetkan 9 Juta di 2030!’

7 January 2025 - 19:06 WIB

Airlangga Hartarto: “PPN 12% Dibatalkan, Kebutuhan Pokok Tetap Bebas Pajak!

3 January 2025 - 21:25 WIB

Kominfo Resmi Jadi Komdigi! Meutya Hafid: ‘Logo Baru Ini Lambang Kolaborasi dan Era Digital Indonesia

28 December 2024 - 18:16 WIB

Trending di Menteri