Menu

Mode Gelap
Meutya Hafid Dukung Percepatan Penyelesaian RUU Penyiaran Hadapi Tantangan Digitalisasi Radio Terkait Isu Penerbitan Perppu MD3, Lodewijk Paulus Enggan Berspekulasi Jelang Pendaftaran Calon Kepala Daerah, Partai Golkar Bantul Gelar Rapat Konsolidasi Airlangga Hartarto Berduka Atas ‘Tewasnya’ Ismail Haniyeh, Minta Jangan Ada Lagi ‘Pembunuhan Politik’ Ingin Punya Pusat Penelitian Baterai EV di Morowali, Menko Luhut Kirim Mahasiswa Ke Tiongkok

Opini · 9 Aug 2023 19:48 WIB ·

Milenial Jawa Tengah Dobrak Slogan ‘Biar Gepeng Asal Banteng’


 Milenial Jawa Tengah Dobrak Slogan ‘Biar Gepeng Asal Banteng’ Perbesar

Ini Jawa Tengah Bung! Slogan biar gepeng asal banteng. Slogan yang begitu melekat di akar rumput Jawa Tengah sedang diuji.

Benarkah telah terjadi pergeseran di kalangan pemilih milenial di Jawa Tengah? Dari pemilih emosional ke pemilih rasional.

Jawa Tengah selalu diopinikan sebagai kandang banteng sedang diuji. Padahal PDI Perjuangan (PDIP) hanya menguasai 35 persen kursi DPRD Jawa Tengah. 42 kursi dari 120 kursi DPRD Jawa Tengah.

PDIP Jawa Tengah pada Pemilu Legislatif 2019 menyumbang 26 kursi dari total kursi di seluruh daerah pemilihan (dapil) Jawa Tengah berjumlah 77 kursi atau 33,7 persen. PDIP mengantongi 128 kursi DPR RI dari 34 provinsi di tanah air atau 20 persen disumbangkan dari Jawa Tengah.

Fakta lain adalah hasil Pilgub Jawa Tengah 2018, berdasarkan laporan hasil rekapitulasi suara dan penetapan hasil penghitungan suara pasangan Ganjar-Yasin berhasil memperoleh 58,78 persen dengan perolehan 10.362.694 suara atau hanya 38,2 persen dari total pemilih Jawa Tengah yang berjumlah 27.068.125.

Sedangkan pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah memperoleh 41,22 persen dengan perolehan 7.267.993 suara.

Pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah mampu mendobrak opini bahwa Jawa Tengah bukan kandang banteng. Sebab hanya 67,64 persen pemilih yang menggunakan hak pilih. Sisanya 32,36 suara golput.

Slogan biar gepeng asal banteng hanya opini yang dibangun. Data-data di atas telah membuktikan bahwa PDIP hanya menguasai 35 persen suara di Jawa Tengah dan Ganjar Pranowo hanya dipilih 32,8 persen oleh warga Jawa Tengah.

Ini yang keren. Dalam acara Soedirman Student Summit 2023 di Graha Widyatama Prof. Rubijanto Misman Universitas Jenderal Soedirman atau Unsoed, Purwokerto, tiga mahasiswa baru yang ditanya politikus PDIP yang juga Bupati Banyumas, Achmad Husein terkait dukungan kepada calon presiden.

Ketiga mahasiswa tersebut, kompak menyebut Anies Baswedan sebagai orang yang tepat memimpin Indonesia di tahun 2024 di antara tiga bakal calon presiden yang sedang menjadi perbincangan publik.

Bahkan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto sama sekali tak disebut sebagai orang yang tepat memimpin Indonesia oleh ketiga mahasiswa baru itu.

Inikah cermin Jawa Tengah khususnya dikalangan milenial terdidik mulai bergeser. Biar gepeng asal banteng bagi kalangan milenial tak laku lagi.

Dengan kejadian di Universitas Jenderal Soedirman tersebut mungkinkah telah terjadi pergeseran di kalangan milenial Jawa Tengah dari pemilih emosional menjadi pemilih rasional.

Setidaknya ketiga mahasiswa tersebut telah mewakili suara murni kalangan milenial Jawa Tengah. Anies Baswedan calon presiden pilihan mereka.

Bandung, 22 Muharram 1445/9 Agustus 2023
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis

Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Robinson Napitupulu Nilai Bahlil Lahadalia Ingin Singkirkan Para Senior Partai Golkar dan Arogan Dalam Pilkada

5 September 2024 - 07:25 WIB

Prof. Henry Indraguna Sebut Rencana Revisi UU Pilkada Yang Mengabaikan Putusan MK Adalah Inkonstitusional

25 August 2024 - 07:41 WIB

Dina Hidayana Sebut Kader Harus Segera Lakukan ‘Solutogenisis’ Untuk Selamatkan Kepemimpinan Partai Golkar

14 August 2024 - 13:51 WIB

Hadapi Krisis Air, Dina Hidayana: Sudahi Keangkuhan dan Egoisme Antar Institusi Yang Merugikan Bangsa

1 June 2024 - 15:01 WIB

Bonus Demografi Jadi ‘Pedang Bermata Dua’, Dina Hidayana: Bisa Tingkatkan Pengangguran Jika ‘Gagap’ Tentukan Skala Prioritas

18 May 2024 - 13:10 WIB

Sering Beratkan Orang Tua dan Tidak Ada Faedahnya, Pengamat Pendidikan: Study Tour Sekolah Harus Dilarang

13 May 2024 - 21:41 WIB

Trending di Opini