Bogor, rakyat menilai — Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, kembali turun ke lapangan dalam safari Ramadhan. Kali ini, ia menyambangi Pondok Pesantren Yayasan Al Ashriyyah Nurul Iman di Bogor, Jawa Barat, untuk berbagi kisah inspiratifnya.
Dalam kesempatan itu, Bahlil didampingi Sekjen Partai Golkar M. Sarmuji, Bendahara Umum Sari Yuliati, Ketua Umum DPP MDI KH. Choirul Anam, serta Wakil Bupati Bogor, Ade Ruhandi (Jaro Ade). Ribuan santri pun menyimak dengan antusias saat Menteri ESDM ini mengisahkan perjalanan hidupnya yang penuh tantangan.
Bahlil: “Saya Pernah Jadi Sopir Angkot, Pernah Juga Busung Lapar!”
Tak seperti banyak elite politik lainnya, Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa dirinya bukan berasal dari keluarga kaya atau pejabat. Ia merintis kesuksesannya dari bawah, bertahan hidup dengan berbagai cara sejak kecil.
“Kehidupan saya itu sama dengan anak-anak lainnya. Sejak kecil saya pernah membantu ibu saya menjual kue. Pagi hari ibu saya setelah shalat subuh membuat kue, dan saya yang menjual kue itu ke teman-teman sekolah saya. SMP pernah jadi sopir angkot. Hidup saya keras. SMA, hidup keras juga,” ujar Bahlil di hadapan para santri, Jumat (21/03).
Perjuangannya tak berhenti di situ. Saat duduk di bangku kuliah, Bahlil terjun ke dunia aktivisme dan kerap berhadapan dengan aparat. Ia bahkan pernah mengalami busung lapar karena tak memiliki makanan saat tinggal di asrama kampus.
“Kuliah, jadi aktivis, sering ditangkap oleh polisi karena demonstrasi. Pernah kerja loper koran. Tinggal di asrama pernah juga, pernah busung lapar, karena makanannya tidak ada, makan buah mangga muda saja,” kenangnya.
Dari Nol hingga Ketum Golkar: “Kesuksesan Itu Bukan Hanya Milik Anak Pejabat!”
Kini, Bahlil telah menjadi tokoh politik besar di Indonesia. Ia ingin para santri percaya bahwa kesuksesan tidak hanya untuk mereka yang lahir dari keluarga elite, tapi juga bagi siapa pun yang berusaha keras.
“Kesuksesan itu bukan hanya milik anak-anak orang kaya. Kesuksesan itu bukan hanya milik anak-anak pejabat. Kesuksesan itu tidak hanya milik anak-anak ibukota Jakarta dan kesuksesan itu bukan hanya milik anak-anak jenderal. Dan tidak juga kesuksesan itu hanya milik anak-anak anggota DPR,” tegasnya.
Menurutnya, reformasi telah membuka kesempatan lebih luas bagi siapa saja untuk berkompetisi dan meraih keberhasilan, termasuk di Partai Golkar.
“Dulu, kalau mau jadi pemimpin di Golkar, harus anak Menteng atau punya DNA elite Partai Golkar. Tapi begitu reformasi, semua punya hak. Alhamdulillah saya dari Papua datang ke Jakarta berkompetisi, Allah memberikan amanah untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar,” pungkas Bahlil Lahadalia.
Pesan untuk Santri: Berjuang dan Jangan Takut Bermimpi!
Bahlil menutup pesannya dengan motivasi bagi para santri agar tidak takut bermimpi dan bekerja keras. Baginya, kunci keberhasilan adalah ketekunan, keberanian, dan keikhlasan untuk terus berjuang.
Safari Ramadhan ini bukan hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga momentum untuk membakar semangat generasi muda agar berani menghadapi tantangan hidup. Seperti kata Bahlil, “Kalau saya bisa, kalian juga pasti bisa!”
Sumber: golkarpedia.com